Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Digenjot, Rupiah pun Berakhir Pekan dengan Penguatan

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 77 poin atau 0,54% ke level Rp14.093 per dolar AS dari level penutupan sebelumnya.
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah mampu melanjutkan penguatannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Jumat (25/1/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 77 poin atau 0,54% ke level Rp14.093 per dolar AS dari level penutupan sebelumnya.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mulai melanjutkan penguatannya ketika dibuka terapresiasi 15 poin atau 0,11% di level Rp14.155 per dolar AS dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Kamis (24/1/2019), nilai tukar rupiah ditutup menguat 18 poin atau 0,13% di posisi Rp14.170 per dolar AS.

Sepanjang hari ini, rupiah diperdagangkan pada kisaran Rp14.093 – Rp14.168 per dolar AS.

Rupiah menguat di saat mata uang lainnya di kawasan Asia juga mayoritas terapresiasi, dipimpin oleh won won Korea Selatan yang ditutup naik 0,66% dan ringgit Malaysia yang menguat 0,58%.

Rupiah menguat terhadap dolar AS sepanjang pekan ini setelah pemerintah berupaya melonggarkan peraturan untuk meningkatkan ekspor. Sejak awal pekan, rupiah telah menguat 0,6%.

Dilansir Bloomberg, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pemerintah berencana untuk mengurangi persyaratan ekspor sejumlah komoditas, di antaranya minyak, mineral, batu bara dan minyak kelapa sawit.

Sebelumnya Pemerintah menyiapkan beleid turunan dalam Peraturan Menteri Keuangan untuk mengatur insentif pelaksanaan penempatan devisa hasil ekspor Sumber Daya Alam.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suahasil Nazara mengungkapkan aturan turunan tersebut rencananya segera terbit dalam sepekan ke depan.

"Ada beberapa pelonggaran lagi di dalamnya. Misal,  depositonya diperpanjang atau berpindah dari satu bank ke bank lain selama masih berada di dalam negeri boleh mendapat fasilitas yang sama," ujarnya usai rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Kamis (24/1/2019).

Sementara itu, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang terpantau menguat 0,167 poin atau 0,17% ke level 96,434 pada pukul 17.11 WIB.

Indeks dolar kembali bergerak di zona merah setelah dibuka turun 0,117 poin atau 0,12% di level 96,601. Padahal pada perdagangan Kamis (24/1) indeks dolar mampu rebound dan berakhir menguat 0,50% atau 0,478 poin di posisi 96,601.

Dilansir dari Reuters, dolar AS berpotensi menghadapi tahun yang berat ke depannya saat pertumbuhan ekonomi di AS maupun secara global berada dalam tekanan.

Pada saat yang sama, bank sentral AS Federal Reserve tampak bergerak lebih dekat ke arah jeda pengetatan laju suku bunganya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper