Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CPRO Berharap Faktor Cuaca Dongkrak Penjualan

Emiten pakan perikanan PT Central Proteina Prima Tbk. (CPRO) faktor perbaikan cuaca mendorong industri pertambakan pada kuartal IV/2018, sehingga permintaan pakan dapat meningkat.
Panen udang di pertambakan./Bisnis-Rustam Agus
Panen udang di pertambakan./Bisnis-Rustam Agus

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten perikanan PT Central Proteina Prima Tbk. (CPRO) faktor perbaikan cuaca mendorong industri pertambakan pada kuartal IV/2018, sehingga permintaan pakan dapat meningkat.

Corporate Secretary Central Proteina Prima Armand Ardika menyampaikan, sebetulnya pada kuartal III/2018 penjualan pakan maupun makanan mengalami penurunan dibandingkan kuartal sebelumnya. Ada tiga faktor yang memengaruhi permintaan pakan.

Pertama, peningkatan dolar AS terhadap rupiah membuat margin pakan tergerus, karena masih ada komponen bahan baku yang diimpor. Kedua, saat Lebaran petambak belum melakukan stocking, sehingga permintaan pakan menurun.

Ketiga, kekeringan yang memuncak pada September 2018 membuat produksi udang terbatas. Pada kuartal IV/2018, diharapkan faktor cuaca membaik bagi industri pertambakan, sehingga permintaan pakan pulih.

“Curah hujan kini memang mulai merata, tapi kami masih mewaspadai perubahan cuaca yang drastis,” tuturnya kepada Bisnis, Jumat (16/11/2018).

Per September 2018, pendapatan Central Proteina Prima naik 16,68% year on year (yoy) menjadi Rp5,58 triliun dari sebelumnya Rp4,78 triliun. Laba bersih mencapai Rp1,74 triliun, berbalik rugi bersih per September 2017 sebesar Rp2,33 triliun.

Peningkatan pendapatan CPRO dalam 9 bulan pertama 2018 terutama didorong oleh penjualan pakan senilai Rp4,22 triliun, dan produk makanan Rp1,06 triliun. Masing-masing segmen meningkat dari posisi per September 2017 sebesar Rp3,72 triliun dan Rp812,64 miliar.

Sebelumnya, Wakil Direktur Utama Central Proteina Prima Saleh menyampaikan, fluktuasi rupiah terhadap dolar AS memengaruhi biaya impor komoditas bahan baku pakan budi daya perikanan. Oleh karena itu, perusahaan berupaya memacu penjualan ekspor, terutama produk udang, untuk mengurangi tekanan nilai tukar.

Pada tahun ini, ditargetkan ekspor udang olahan meningkat menjadi 8.000—9.000 ton dengan estimasi nilai pemasaran US$90 juta—US$100 juta. Tahun lalu, penjualan udang olahan berkisar 6.000 ton dengan nilai US$60—US$70 juta.

“Peningkatan ekspor diharapkan mendorong kinerja keuangan pada 2018,” tuturnya pada 19 September 2018.

Tahun ini, perseroan membidik pendapatan Rp7,5 triliun dan Earnings before interest, tax, depreciation and amortization (EBITDA) Rp500 miliar—Rp600 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper