Bisnis.com, JAKARTA – Emiten penyedia layanan telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp144,81 miliar pada periode yang berakhir 30 September 2018.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, emiten dengan sandi EXCL tersebut sempat membukukan laba Rp238,06 miliar pada periode sama tahun lalu. Pendapatan perseroan pun tercatat turun tipis 0,06% dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy) ke level Rp16,89 triliun.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengungkapkan secara kuartalan, perseroan mampu tumbuh 6% pada kuartal III/2018 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (qoq). Pertumbuhan itu didorong oleh pendapatan layanan data yag meningkat 6% qoq.
“Strategi transformasi membantu membangun bisnis yang lebih kuat. XL Axiata mampu meningkatkan kinerja perusahaan di tengah persaingan industri yang semakin dinamis. Meskipun semester 1 tahun ini cukup berat, kami tetap mampu meningkatkan pendapatan di kuartal ke-3 ini sebesar 6%,” ungkap Dian menyertai laporan keuangan, Kamis (1/11).
Dian menyampaikan layanan data masih menjadi kontributor terbesar pada total pendapatan yang dibukukan EXCL, mencapai 80% dibandingkan dengan porsi 71% yoy. Capaian tersebut, kata Dian, mampu membuat EXCL dapat mengantisipasi penurunan pendapatan dari voice dan SMS.
Menurut Dian, pad akuartal III/2018 XL Axiata telah menyesuaikan tarif layanan data secara berhati-hati, seperti dengan cara mengurangi diskon, komisi, dan beberapa elemen yang mempengaruhi tarif lainnya.
Setelah pelaksanaan kewajiban registrasi kartu prabayar dan periode persaingan harga yang ketat di semester pertama, terlihat adanya ruang untuk lebih menyehatkan kondisi industri, sehingga memungkinkan XL Axiata untuk menaikkan tarif secara selektif.
Manajemen mencatat dengan kekuatan jaringan data dan promosi program, penetrasi ponsel pintar XL Axiata telah meningkat 8 bps ke level 78% pada periode 30 September 2018 yoy.
Saat ini XL Axiata memiliki total 53,9 juta pelanggan, di mana 42 juta di antaranya merupakan pengguna smartphone. Jumlah pengguna smartphone ini meningkat 14% dari periode yang sama di tahun lalu. Adapun pelanggan XL Axiata yang aktif menggunakan layanan data saat ini juga telah mencapai 80% dari total pelanggan.
Pada periode 9 bulan ini, EBITDA turun 1% YoY menjadi Rp 6,2 triliun karena adanya pengeluaran yang lebih tinggi untuk biaya proses pendaftaran SIM prabayar. Meskipun demikian, EBITDA kuartal ketiga ini meningkat 9% qoq seiring membaiknya kondisi industri.
XL Axiata juga telah melakukan pembayaran kembali pinjaman bank sebesar Rp1,5 triliun, pinjaman dolar As sebesar US$50 juta, dan Rp1,04 triliun untuk sukuk melalui kombinasi pendanaan kembali dan dana internal. Per 30 September 2018, semua pinjaman eksternal XL Axiata dalam dolar AS sepenuhnya telah dilindungi (fully hedged) hingga jatuh tempo.