Bisnis.com, JAKARTA— PT Kalbe Farma Tbk. menekankan pentingnya untuk emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia untuk fokus kepada bisnis utama dan menjaga komitmen setelah melakukan penawaran umum perdana saham.
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius menjelaskan bahwa perseroan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 1991. Perjalanan yang telah memasuki usia ke-27 tahun tersebut menurutnya diawali dengan komitmen.
Vidjongtius mengatakan komitmen tersebut karena perseroan berstatus menjadi terbuka. Dengan demikian, diperlukan kesiapan dari seluruh lapisan organisasi.
“Sekali go public harus terus go public. Komitmen awal itu penting,” ujarnya di Jakarta, Selasa (30/10/2018).
Dia mengungkapkan emiten berkode saham KLBF itu sejak awal fokus di bidang kesehatan. Memasuki usia ke-52 tahun, perseroan menyatakan telah mencanangkan rencana untuk 50 tahun kedua.
“Kami akan membawa KLBF terus fokus di kesehatan. Banyak emiten yang tidak fokus sehingga membuat kinerja berisiko,” paparnya.
Vidjongtius memaparkan pengalaman krisis keuangan 1998. Menurutnya, seluruh sektor mengalami goncangan drastis.
Akan tetapi, sambungnya, karena fundamental yang baik, proses pemulihan dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. Industri kesehatan kala itu membutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun.
“Secara industri, industri kesehatan menjadi kebutuhan dasar sehingga recovery cepat,” jelasnya.
Berdasarkan data BEI, Kalbe Farma didirikan pada 1996 dan tercatat melantai perdana pada 1991. Hingga Juni 2018, PT Gira Sole Prima menjadi pemegang saham dengan komposisi terbesar dengan 10,19%.