Bisnis.com, JAKARTA - PT UOB Kay Hian Sekuritas mengantongi mandat penawaran umum saham alias initial public offering (IPO) sebanyak lima perusahaan pada sisa tahun ini.
Dari lima perusahaan itu, dua di antaranya telah melakukan submit ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan beberapa diantaranya telah melakukan mini expose di hadapan direksi Bursa Efek Indonesia.
"Lima perusahaan itu sektornya konsumsi, properti, manufaktur, dan trading. Mereka menggunakan buku September 2018 dan Desember 2018," kata John Octavianus Sitorus, Head of Corporate Finance UOB Kayhian di BEI, Kamis (11/10/2018).
Dia menambahkan, tidak semua perusahaan tersebut mencatatkan sahamnya di pasar modal pada tahun ini. Karena menggunakan buku yang berakhir pada September dan Desember, maka maksimal pencatatan dilakukan pada Maret 2019 atau Juni 2019.
Namun, kata John, proses atau tahapan IPO tetap dijalankan sehingga saat momentum pencatatan dan penawaran umum dianggap tepat perusahaan bisa langsung merealisasikannya.
"Persiapan sudah kami jalankan. Tinggal pasar apakah mendukung atau tidak untuk kami melakukan jualan. Kalau market bagus kami langsung launching," ujarnya.
Salah satu perusahaan yang telajh menyampaikan mini expos ke bursa adalah PT Estika Tata Tiara atau biasa disebut KIBIF berencana melakukan penawaran umum perdana dengan melepas 20% saham.
PT Estika Tata Tiara merupakan perusahaan daging dengan bisnis model terintegrasi dari hulu ke hilir. Perseroan memiliki bisnis pengolahan dan perdagangan sapi, ayam, ikan, peternakan, serta distribusi makanan olahan.
Dana hasil IPO akan digunakan untuk perluasan usaha, peningkatan kapasitas dan produksi, serta pembenahan logistik dan distribusi. Kata John, perusahaan ini kemungkinan masih mampu bertahan dengan tekanan pasar.
Dengan demikian, maka proses IPO diharapkan akan segera terealisasi. Perseroan sendiri menargetkan IPO akan dilakukan pada Desember 2018. "Sektor ini harusnya bisa bertahan dengan tekanan pasar," ujar John.
Pada tahun ini, UOB Kay Hian telah menangani IPO sejumlah perusahaan. Yakni PT Jaya Trishindo Tbk. (HELI), PT Pollux Properti INdonesia Tbk. (POLL), PT Guna Timur Raya Tbk. (TRUK), PT Cottonindo Ariesta Tbk. (KPAS), dan PT Superkrane Mitra Utama Tbk. (SKRN).