Bisnis.com, SOLO - Investor asing masih percaya dengan kondisi perekonomian di Indonesia di tengah pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dari transaksi yang terlihat, investor asing beberapa kali masuk.
Hal itu dikemukakan oleh Kepala BEI Surakarta M Wira Adibrat di Solo, Kamis (6/9/2018). "Memang indeks tertekan dengan adanya pelemahan rupiah ini. Sebelumnya IHSG di posisi 6.000, saat ini turun hingga penutupan kemarin 5.600," kata M Wira Adibrata. Dia mengatakan sisi positif yang bisa dilihat, yaitu meski ekonomi dalam negeri melemah, investor asing masih masuk.
"Memang kalau dilihat kemarin net sell investor asing Rp1,9 triliun. Namun, dari transaksi yang kami lihat, investor asing beberapa kali masuk. Artinya mereka masih percaya dengan perusahaan di Indonesia, mereka percaya fundamental ekonomi Indonesia. Ini momentum mereka masuk ke pasar. Jika sebelumnya dengan 1 dolar AS hanya bisa beli sedikit, saat ini mereka makin gede dapatnya," katanya.
Dia mengatakan dengan rata-rata transaksi harian di kisaran Rp6 triliun - Rp7 triliun, 51% di antaranya merupakan transaksi investor dalam negeri, sedangkan sisanya adalah investor asing.
Sementara itu, dia tidak memungkiri saat ini kondisi perekonomian di dalam negeri melemah. Meski demikian, dikatakannya, kabar baiknya pelemahan ini tidak hanya terjadi Indonesia, tetapi juga banyak negara lain.
Baca Juga
"Bahkan secara makro pelemahan ekonomi, kita tidak masuk di daftar negara-negara dengan pelemahan ekonomi terparah," katanya.
BACA: GEJOLAK RUPIAH : Konsumen Indonesia Masih Optimistis
Terkait hal itu, dikatakannya, pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia (BI) sudah melakukan langkah tepat dengan menaikkan "seven day reverse repo rate" atau suku bunga acuan dari 5,25% menjadi 5,50%.
BACA: Ini Investasi yang Bisa Dipilih di Tengah Pelemahan Rupiah
"Kenaikan suku bunga acuan ini sudah relevan dengan kondisi perekonomian saat ini. Kalau tidak dinaikkan akan lebih parah lagi rupiahnya," katanya.