Bisnis.com, JAKARTA - PT Natura City Developments Tbk. menetapkan harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) Rp110-Rp140 per saham, dengan jumlah saham yang dilepas ke publik mencapai 2,6 miliar saham.
Jumlah itu setara dengan 48,15% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Dengan demikian, potensi dana yang diperoleh perseroan daro IPO ini adalah Rp286 miliar hingga Rp364 miliar.
Denny Saliman, VP Investment Banking PT Danatama Makmur Sekuritas selaku underwriter, mengatakan dari total dana IPO tersebut sekitar 70% akan digunakan untuk pembayaran utang atau refinancing, 18% untuk kebutuhan pendukung misalnya pembelian lahan, dan sisanya untuk modal kerja.
"Mayoritas dana untuk refinancing, karena waktu pembelian tanah awal tahun ini pembayarannya menggunakan dana pihak ketiga," kata dia di Jakarta, Kamis (6/9/2018).
Perseroan akan membelanjakan belanja modal untuk pembebasan lahan seluas 170 hektar senilai Rp350 miliar, dengan harga yang telah disepakati pada 2013 lalu. Tanah ini merupakan bagian daru total lahan seluas 203 hektar yang merupakan area proyek perseroan.
Adapun dari belanja modal ini, senilai Rp226 miliar telah direalisasikan pada kuartal I/2018 dengan pembiayaan yang berasal dari utang. Sebagian dana dari penawaran umum saham ini akan digunakan untuk melunasi utang tersebut.
Dia menambahkan, anak usaha Sentul City ini masih terus akan ekspansi mengingat setelah pembayaran utang ini perseroan tidak lagi memiliki tanggungan yang harus dibayarkan di perbankan.
Menurutnya, ekspansi akan dilakukan sejalan dengan adanya kebijakan down payment (DP) 0% serta program sejuta rumah yang direalisasikan pemerintah. "Kondisi market memang sulit tapi pricing masih menarik," ujarnya.
Direktur Utama Natura City Developments Elfi Darlis menambahkan, ekspansi akan dilakukan perusahaan dalam waktu dekat. Yakni dengan mendirikan kawasan bisnis terpusat, rumah sakit, perguruan tinggi, serta infrastruktur penunjang lainnya di Serpong.
Adapun ekspansi berupa pembangunan hunian akan dilakukan perseroan di kawasan bekasi, Banten, serta Sumatera Selatan. "Itu rencana jangka panjang kami, di mana untuk tahap awal akan dilakukan di Jabodetabek dulu," kata dia.
Saat ini, perseroan memiliki lebih dari 20 hektare lahan yang tersebar di kawasan Jawa Barat, lebih dari 100 hektar di Sumatera Selatan, dan sekitar 300 hektar di kawasan Banten.
Sementara itu, kinerja perseroan sejauh ini cukup positif, di mana marketing sales pada tahun lali mencapai Rp199,31 miliar. Adapun per Juli tahun ini, total marketing sales perseroan mencapai Rp139,81 miliar. "Kinerja kami sejauh ini sangat positif," tegasnya.
Pendapatan Natura pada tahun lalu tercatat mencapai Rp246,5 miliar, dengan laba bersih senilai Rp105,25 miliar dan EBITDA Rp103,97 miliar. Tahun ini, perseroan memproyeksikan pendapatan mencapai Rp291,27 miliar, laba bersih senilai Rp110,03 miliar, dan EBITDA Rp115,55 miliar.
Sementara itu, penawaran kepada investor ritel akan dilakukan pada 18-19 September mendatang dan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan akan berlangsung pada 26 September.