Bisnis,com, JAKARTA—Pergerakan harga saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk mengindikasikan sinyal bearish yang masih akan berlanjut setelah ditutup menguat 30 poin di level 4.780 pada perdagangan sesi I Rabu (5/9).
Setelah sempat ditutup melemah cukup dalam sebesar 275 di level 4.750 pada perdagangan kemarin. Saham CPIN pun juga tidak bisa melawan koreksi pasar yang menggencet IHSG sebesar 62 poin di level 5.905.
Sentimen eksternal masih dominan membebani kinerja pasar saham termasuk saham CPIN. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang hampir mendekati level Rp15.000/US$ akibat pengetatan kebijakan moneter AS terus saja melambungkan dolar terhadap berbagai mata uang di emerging market termasuk Indonesia. Penguatan dolar AS ini pun juga membuat Current Accout Deficit Indonesia diperkirakan semakin melebar.
Berbagai kebijakan seperti pengurangan impor minyak mentah dan pemanfaat biodiesel dalam program B20 yang digalakkan pemerintah sebagai upaya untuk menahan pelebaran defisit neraca perdagangan. Sementara itu, Bank Indonesia melakukan stance kebijakan moneter salah satunya dengan menaikkan suku bunga 7 Day (Reverse) Repo Rate sebanyak empat kali sejak kuartal II 2018 untuk menahan capital outflow.
Saat ini valuasi saham CPIN sudah mulai terdiskon dengan forward PE ratio sebesar 16,8 kali pasca dua bulan berturut-turut memiliki valuasi premium (di bawah rata-rata nilai historis 5 tahun dengan forward PE ratio sebesar 17,2 kali). Bahkan saham ini mengalami undervalued terhadap sektor industri dasar dan kimia dengan forward PE ratio 17,78 kali.
Secara teknikal, indikator stochastic oscillator mengindikasikan sinyal bearish masih akan berlanjut dengan relative strength index di area netral. Saham CPIN membentuk pola shooting star candlestick dengan mencoba menguat terbatas untuk breakout menguji MA20 kembali menuju 4.930. Diperkirakan saham CPIN bergerak dalam rentang 4.650 – 4.930 pada perdagangan hari ini.
Sumber: Bloomberg
*) Anida ul Masruroh, analis Bisnis Indonesia Resources Center
