Bisnis.com, JAKARTA – Emiten komponen otomotif PT Astra Otoparts membukukan penurunan ekspor pada semester I/2018. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, ekspor emiten dengan sandi AUTO tersebut membukukan pendapatan Rp575,85 miliar dari ekspor pada paruh pertama 2018.
Nilai tersebut turun tipis 2,42% dibandingkan dengan pendapatan ekspor perseroan pada semester I/2017 sebesar Rp590,13 miliar. Direktur Independen Astra Otoparts AUTO Yusak Kristian menyampaikan penurunan ekspor tersebut diakibatkan faktor internal dan eksternal perusahaan.
“Penurunan ekspor tidak ada hubungannya dengan fluktuasi nilai tukar. Ada pemenuhan suplai [ke sumber lain] sehingga alokasi untuk ekspor menjadi kurang optimal. Selain itu, ada regulasi pembyaran dari negara tujuan ekspor yang berubah sehingga menjadi kendala juga,” ungkap Yusak di Jakarta, Rabu (29/8/2018).
Yusak menyampaikan pada semester II/2018, persoalan-persoalan tersebut akan dapat diatasi perseroan sehingga nilai ekpor diprediksi memulih.
Meski membukukan ekspor yang lebih rendah, penjualan pihak ketiga dalam negeri perseroan mengalami kenaikan signifikan. Pada semester I/2018, penjualan pihak ketiga lokal mencapai Rp4,47 triliun, meningkat 16,2% dibandingkan dengan semester I/2017 yang sebesar Rp3,85 triliun.
Direktur Keuangan Astra Autoparts Wanny Wijaya mengungkapkan bahwa meski ekspor perseroan menurun, perseroan masih dapat mengantisipasi pelemahan rupiah dengan profit yang dibukukan perseroan. dengan kondisi keuangan yang optimal, perseroan juga dapat mengelola risiko dari kenaikan harga bahan baku.
“Sebagian besar pembelian bahan baku kami menggunakan kurs dolar dan yen. Namun dampaknya masih bisa kami absorb dengan profitability,” ungkap Wanny.
Astra Otoparts membukukan pendapatan sebesar Rp7,42 triliun sepanjang semester I/2018. Nilai tersebut meningkat 14,6% dibandingkan dengan pendapatan perseroan pada semester I/2017 (yoy) yang sebesar Rp6,47 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, AUTO membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp205,8 miliar selama semester I/2018.
Nilai tersebut meningkat 3,73% dibandingkan laba bersih yang dibukukan perseroan pada semester I/2017 yang sebesar Rp198,38 miliar. Selama semester pertama 2018, perseroan mendapatkan tambahan pendapatan dari bagian laba bersih entitas asosiasi dan ventura, serta mampu menekan biaya keuangan.