Bisnis.com, JAKARTA – Pada tahun ini PT Bursa Efek Indonesia menargetkan dapat mengantarkan sedikitnya 35 perusahaan dapat melantai di bursa saham melalui penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
Hingga 23 Agustus 2018, sebanyak 33 perusahaan tercatat telah resmi listing di BEI. Investment Information Team dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia mencatat dari seluruh emiten yang telah IPO tersebut, perusahaan sektor perdagangan, jasa, dan investasi mendominasi papan IPO.
Ketiga sektor tersebut mengambil porsi hingga36,4% atau 12 emiten. Sektor infrastruktur, utilities, dan transpoetasi berada pada urutan kedua dengan 24,2% atau sebanyak 8 emiten dari total 33 perusahaan yang telah listing di BEI.
Adapun, sektor keuangan, properti, dan real estat menyumbang tiga perusahaan atau masing-masing 9,1%. Sektor pertanian, industri dasar, industri kimia, dan industri lain berada pada urutan keempat dengan masing-masing sebesar 6% atau hanya dua emiten.
Terakhir, sektor mining menyumbang 1 emiten atau sebesar 3% dari total perusahaan yang listing sepanjang tahun berjalan.
Hingga akhir tahun, masih ada 15 perusahaan yang ada pada pipeline manajemen BEI. Seluruh perusahaan tersebut yaitu PT Kota Satu Properti, . PT Pratama Abadi Nusa Industri, PT Cottonindo Ariesta, PT Arkadia Digital Media, PT Natura City Development, dan PT Superkrane Mitra Utama.
Adapula PT Net Visi Media, PT Madusari Murni Indah, PT Satria Antaran Prima, PT Garuda Food Putra Putri Jaya, PT Propertindo Mulia Investama, PT Super Energy, PT Yelooo Integra Datanet, PT Satria Mega Kencana, dan PT Shield On Service.
Merujuk pada perusahaan-perusahaan yang masih berada pada pipeline BEI tersebut, Mirae Asset memprediksi pada tahun ini total perusahaan IPO dapat mencapai 48 perusahaan atau meningkat 37,1% dari target awal BEI yang sebanyak 35 perusahaan.
Berdasarkan catatan entitas tersebut, dari 33 perusahaan yang telah melaksanakan IPO, hingga 24 Agustus 2018 tercatat hanya delapan emiten yang harga sahamnya terkoreksi. Emiten yang sahamnya paling terkoreksi dalam yaitu PT Charnic Capital Tbk.
Harga saham emiten dengan sandi NICK yang melantai pada 2 Mei 2018 tersebut tercatat telah mengalami koreksi sekitar 30% sejak listing.
Adapun, emiten yang melantai 2018 dengan kenaikan harga saham paling tinggi adalah PT Transcoal Pacific Tbk. yaitu 1.827% selama 6 Juli 2018 – 24 Agustus 2018.