Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Juli 2018, Penjualan Semen Indonesia (SMGR) Naik 11,4%

Volume penjualan produsen semen pelat merah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. tumbuh 11,4% secara tahunan pada Juli 2018 sejalan dengan proyeksi kinerja yang lebih baik pada semester II/2018.
Jajaran Direksi dan Komisaris Semen Indonesia berfoto usai menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPS), di Main Hall, Bursa Efek Indonesia, Senin (30/4). Bisnis/M. Nurhadi Pratomo.
Jajaran Direksi dan Komisaris Semen Indonesia berfoto usai menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPS), di Main Hall, Bursa Efek Indonesia, Senin (30/4). Bisnis/M. Nurhadi Pratomo.

Bisnis.com, JAKARTA— Volume penjualan produsen semen pelat merah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. tumbuh 11,4% secara tahunan pada Juli 2018 sejalan dengan proyeksi kinerja yang lebih baik pada semester II/2018.

Berdasarkan data yang diterima Bisnis.com akhir pekan lalu, Semen Indonesia mengantongi volume penjualan domestik 2,50 juta ton pada Juli 2018. Pencapaian itu naik 11,4% secara tahunan dari periode yang sama tahun lalu 2,24 juta ton.

Pertumbuhan untuk total volume penjualan domestik Januari 2018—Juli 2018 secara tahunan naik tipis 0,8%. Tercatat, jumlah yang dikantongi hanya naik dari 14,21 juta ton menjadi 14,32 juta ton.

Dari sisi ekspor, emiten berkode saham SMGR itu membukuan volume penjualan 186.860 ton. Penyusutan 12,8% terjadi dari capaian periode yang sama tahun lalu sebanyak 214.380 ton.

Akan tetapi, total volume ekspor untuk periode berjalan Januari 2018—Juli 2018 naik signifikan secara tahunan. Perseroan mencatatkan penjualan luar negeri 1,69 juta ton atau naik 41,6% dari periode yang sama tahun lalu 1,19 juta ton.

Corporate Secretary Semen Indonesia Agung Wiharto menjelaskan bahwa penjualan semen sak menjadi penopang kinerja Juli 2018. Pihaknya optimistis kondisi tersebut akan terus berlangsung hingga akhir tahun.

“Untuk Agustus 2018 atau semester II/2018 historically lebih baik dari semester I/2018,” ujarnya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.

Kendati demikian, dia mengatakan rerata harga jual atau average selling price (ASP) di dalam negeri masih tertekan. Menurutnya, masih sulit terjadi kenaikan harga selama masih terjadi kelebihan pasokan semen.

“Saya rasa ASP trennya masih flat sampai dengan akhir Juli 2018 kemarin,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper