Bisnis.com, JAKARTA – Emiten operator PT Indosat Tbk. membukukan kerugian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp693,7 miliar pada semester I/2018, dari posisi laba senilai Rp784,2 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Perubahan laba menjadi rugi disebabkan adanya penurunan pendapatan operasional. Pendapatan emiten bersandi saham ISAT tercatat senilai Rp11,06 triliun pada semester I/2018, turun 26,8% atau setara Rp4,04 triliun dari semester I/2017.
Analis Kresna Securities Etta Rusdiana Putra menyampaikan, dampak dari registrasi kartu SIM memengaruhi kinerja ISAT pada awal tahun ini. Dari kebijakan tersebut, pendapatan perseroan dari dua segmen utama yaitu legacy dan data, mengalami penurunan.
“Manajemen ISAT berencana meningatkan ekspansi jaringan mereka dengan mematok belanja modal Rp8 triliun. Perseroan juga mempertimbangkan untuk menerbitkan leverage baru untuk refinancing. Kami melihat rencana ini akan berdampak positif agar ISAT tetap dapat mempertahankan pangsa pasar,” jelas Etta, Senin (13/8).
Berdasarkan data perseroan, pelanggan ISAT turun 21,7% pada kuartal II/2018 dari kuartal sebelumnya, menjadi 75,3 juta pelanggan. Pendapatan dari voice tercatar menurun 33,5% pada semester I/2018 (yoy) menjadi Rp2,4 triliun, sedangkan pendapatan dari SMS anjlok 57,1% menjadi Rp936,6 miliar.
Etta menyampaikan manajemen Indosat menargetkan kinerja semester II/2018 akan lebih baik, dimulai dengan kenaikan tarif data sejak musim liburan IdulFitri 2018. Upaya itu membuahkan hasil, karena ARPU perseroan meningkat 28% pada kuartal II/2018 dibanding kuartal sebelumnya, menjadi Rp15.900.
Dengan sejumlah upaya perbaikan kinerja, Etta masih merekomendasikan buy untuk saham ISAT dengan target harga sebesar Rp3.800. Pada perdagangan Senin (13/8) pukul 14.00, harga saham ISAT tercatat melemah 4,06% atau 140 poin ke level Rp3.310. Harga saham ISAT dan emiten operator lain tercatat memerah sepanjang perdagangan sesi pertama hari ini.