Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan batu bara PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) mengestimasi perolehan EBITDA pada semester I/2018 sebesar US$400 Juta seiring dengan peningkatan volume penjualan.
Direktur & Corporate Secretary Bayan Resources Jenny Quantero menyampaikan, perseroan mengestimasi perolehan EBITDA (Earnings before interest, tax, depreciation and amortization) pada semester I/2018 mencapai US$400 juta.
Hal itu didukung dengan peningkatan kinerja pada periode April—Juni 2018, karena pada kuartal I/2018 perseroan baru memeroleh EBITDA senilai US$181,2 juta.
“Kami memerkirakan EBITDA semester I/2018 sebesar US$400 juta. Angka ini masih dikaji oleh PwC [PricewaterhouseCoopers],” tuturnya dalam siaran pers, Senin (6/8/2018).
Bayan saat ini masih melakukan penelaahan terbatas (limited review) terhadap laporan keuangan per Juni 2018. Laporan itu akan disampaikan pada akhir Agustus 2018.
Bila mencapai estimasi EBITDA US$400 juta pada semester I/2018, nilai itu melonjak signifikan sebesar 112,31% year-on-year (yoy). Pada semester I/2017, perusahaan meraih EBITDA senilai US$188,4 juta.
Tahun lalu, BYAN membukukan EBITDA sebesar US$485,1 juta. Berdasarkan data perusahaan, angka itu merupakan perolehan tertinggi keempat di antara emiten batu bara lainnya.
Di nomor 1, PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) memimpin dengan EBITDA US$1,3 miliar, selanjutnya PT Indika Energy Tbk. (INDY) US$734 juta, dan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) US$486 juta.