Bisnis.com, JAKARTA – Hasil panen gandum yang semakin buruk karena kekeringan dan gelombang panas telah menutup kesempatan Uni Eropa untuk memanfaatkan penurunan ekspor Rusia, pertama kali dalam 6 tahun terakhir.
Uni Eropa dinyatakan kembali kehilangan pangsa pasar ke Rusia dalam beberapa tahun terakhir ini, karena ada musim panas parah dan kekeringan yang mengurangi hasil panen di sejumlah wilayah di UE.
Pengiriman dari Rusia mengalami penurunan hingga tiga kali lipat pada tiga sesi terakhir di tengah penurunan hasil panen dan sejumlah wilayah di Rusia yang harus berjuang keras untuk bersaing dengan pemasok yang lebih besar dari negara-negara Laut Hitam.
Ekspor Rusia diperkirakan anjlok hingga lima kali lipat karena penanaman berkurang dan kondisi pertanian yang tidak mendukung. Namun, ekspektasi hasil panen UE juga mengalami penurunan pada beberapa pekan terakhir dengan hasil panen telah dinyatakan berada pada level terendah selama 6 tahun.
Laporan Commerzbank AG menunjukkan bahwa dengan jumlah yang kurang untuk dikirimkan dan sejumlah negara UE masih memerlukan impor dari satu sama lain itu akan mengurangi jumlah ekspor ke luar wilayah UE.
“Contohnya Jerman yang tidak akan mengekspor dengan kuantitas besar karena harus memasok wilayah lain yang terkena kekeringan terlebih dahulu. Uni Eropa tidak akan mempu meraup keuntungan bahkan dari penurunan pasokan dan ekspor di Rusia,” ujar Carsten Fritsch, analis Commerzbank AG, dilansir dari Bloomberg, Selasa (17/7/2018).
Baca Juga
Sementara itu, data Departemen Pertanian AS (USDA) menunjukkan adanya kenaikan ekspor dari UE hingga 18% pada musim ini menjadi 27,5 juta ton. Meskipun mengalami kenaikan, jumlah tersebut masih lebih rendah 1,5 juta ton dari ekspektasi Juni.
USDA juga mentapkan bahwa pengiriman komoditas gandum dari Rusia hanya akan berjumlah 34 juta ton. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa Rusia masih bisa menjadi pengirim komoditas gandum teratas dunia.