Bisnis.com, JAKARTA— Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange menguat pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB di saat indeks dolar AS bergerak melemah.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus, naik US$1,6 atau 0,12%, menjadi ditutup di US$1.303,00 per ounce.
Indeks dolar AS yang menggambarkan kekuatan mata uang greenback terhadap sejumlah mata uang utama lainnya turun 0,29% menjadi 93,365 pada saat penutupan perdagangan emas Kamis.
Seperti diketahui, ketika dolar AS melemah, emas biasanya naik. Mengingat logam mulia yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.
Emas berjangka mendapat dukungan tambahan dari obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun yang menjadi acuan yang imbal hasilnya turun menjadi 2,933%.
Namun, indeks Dow Jones Industrial Average yang naik 0,38% atau 95,02 poin di level 25.241,4, membatasi kenaikan emas karena investor tidak selalu mencari asset safe haven seperti emas,s eperti dikutip Antara, Jumat (8/6/2018). Meski indeks lainnya di bursa AS melemah.
BURSA AS
Pergerakan indeks S&P 500 dan Nasdaq tergelincir ke zona merah pada perdagangan Kamis (7/6/2018) atau Jumat pagi WIB, saat saham teknologi menghentikan reli sementara investor beralih ke pertaruhan yang lebih aman mencermati ketegangan perdagangan global serta menantikan pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Indeks S&P 500 berakhir turun tipis 0,07% atau 1,98 poin di 2.770,37 dan indeks Nasdaq Composite melemah 0,7% atau 54,17 poin di level 7.635,07, setelah mampu memperbarui rekor level penutupan tertinggi tiga hari berturut-turut sebelumnya.
Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average berhasil ditutup menguat 0,38% atau 95,02 poin di level 25.241,41.
“Nasdaq telah mengalami kinerja yang luar biasa pekan ini sehingga mungkin terjadi profit taking,” kata Bill Callahan, pakar strategi investasi di Schroders, New York.
Indeks teknologi pada S&P turun 1,1%, didorong saham Microsoft Corp yang berakhir 1,6% lebih rendah, dan saham Facebook Inc, yang turun 1,7%. Adapun Dow Jones didorong lonjakan sebesar 4,4% pada saham McDonald Corp.
Dilansir dari Reuters, harga obligasi AS naik pada Kamis, saat perselisihan perdagangan antara AS dan sejumlah mitra dagang utamanya menjadi fokus menjelang KTT G7 yang digelar di Charlevoix, Quebec.
Investor mengkhawatirkan tentang konfrontasi pada pertemuan tersebut setelah Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan bahwa ia akan tetap pada pendiriannya yang keras mengenai perdagangan setelah mengenakan tarif pada impor baja dan aluminium dari Kanada, Meksiko dan Uni Eropa. pekan lalu.
“Ada kehati-hatian terkait dengan pertemuan G7 yang secara historis netral untuk pasar. Pertemuan G7 ini tidak sesuai dengan template terutama yang berkaitan dengan perdagangan,” kata Quincy Krosby, kepala strategi pasar di Prudential Financial.
Kanada dan Meksiko telah melakukan pembalasan terhadap sejumlah ekspor AS dan Uni Eropa telah berjanji untuk melakukannya juga.
“Pertemuan European Central Bank dan The Federal Reserve akan sama-sama digelar pekan depan. Keduanya penting untuk arah pasar,” lanjut Krosby, seperti dikutip Reuters.
The Fed diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunga pada Rabu (13/6) waktu setempat, tetapi investor mencari petunjuk apakah bank sentral AS tersebut akan menaikkan suku keempat kalinya pada 2018.