Bisnis.com, TANGERANG -- Untuk meningkatkan penjualan, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. telah membuka 32 gerai baru Alfamart hingga April 2018.
Direktur Sumber Alfaria Trijaya Tomin Widian mengungkapkan target pembukaan gerai baru Alfamart sepanjang tahun ini mencapai 800 gerai baru, dengan komposisi 650 gerai dimiliki perseroan dan 150 gerai waralaba. Menurutnya, realisasi pembukaan gerai hingga April 2018 masih terbilang sangat pelan.
Namun, Tomin optimistis pembukaan gerai baru pada semester II/2018 akan lebih agresif dibandikan dengan paruh pertama tahun ini.
Belanja modal yang dibutuhkan untuk pembukaan satu toko termasuk biaya sewa untuk 5 tahun mencapai Rp1 miliar. Namun, nilai investasi per toko tergantung dengan lokasi.
Pada kuartal I/2018, perseroan telah membuka 26 gerai baru, sehingga total gerai per Maret 2018 menjadi 13.503 gerai. AMRT pun hanya menambah 6 gerai baru pada April 2018, sehingga total gerai yang dimiliki hingga bulan lalu sekitar 13.509 gerai.
"Sebenarnya kami sudah menambah 100 toko. Tetapi, setelah dilakukan review, ada toko-toko yang kurang menguntungkan dan toko yang tak diperpanjang masa sewanya. Maka, pembukaan toko nett hingga April ada 32 gerai," sebutnya, Kamis (24/5/2018).
Tomin menambahkan belanja modal yang sudah direalisasikan hingga Maret 2018 mencapai Rp300 miliar, yang digunakan untuk pembukaan gerai baru dan memperpanjang sewa toko.
Presiden Direktur Sumber Alfaria Trijaya Hans Prawira menuturkan lokasi gerai baru pada tahun ini sebanyak 50% berada di Pulau Jawa dan 50% berada di luar Pulau Jawa. HIngga akhir 2017, market share AMRT stabil pada level 31,1%, tapi bila dihitung secara grup maka total pangsa pasar Alfamart dan Alfamidi mencapai 36,5%.
Hans mengaku perseroan belum berencana melakukan tambahan ekspansi ke luar negeri, selain Filipina. Hingga saat ini, AMRT telah memiliki 420 gerai di Filipina.
Baru-baru ini, AMRT juga telah merilis obligasi berkelanjutan II tahap II pada 2018 senilai Rp1 triliun. Target dana dari penerbitan surat utang ini adalah senilai Rp3 triliun.
Tahun lalu, AMRT juga telah merilis obligasi berkelanjutan senilai Rp1 triliun. Hans menjelaskan sisa emisi obligasi senilai Rp1 triliun akan dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan perseroan.
Dalam laporan keuangan Maret 2018, AMRT memiliki utang bank jangka pendek senilai Rp4,18 triliun. Sementara itu, nilai kas dan setara kas yang dimiliki perseroan per Maret 2018 mencapai Rp917,56 miliar.