Bisnis.com, JAKARTA -- Sebanyak 70% pendanaan PT Sarana Multi Infrastuktur (Persero) atau SMI berasal dari pasar modal dan sisa 30% kebutuhan pendanaan dipenuhi dari perbankan.
"Pasar modal bisa lebih dari 50%, sekitar 70% dari pasar modal, 30% dari perbankan," jelas Direktur Keuangan SMI Agresius R. Kadiaman di Jakarta, Kamis (17/5/2018) malam.
Agresius mengatakan tahun ini pihaknya menargetkan total outstanding loan mencapai Rp47 triliun. Untuk mencapai target tersebut, perseroan membutuhkan pendanaan Rp 11 triliun. Sebanyak maksimal Rp8 triliun didapat dari pasar modal, yakni penerbitan surat utang, baik yang konvensional, berwawasan lingkungan maupun sukuk.
Namun, lanjutnya, kebutuhan pendanaan tersebut akan disesuaikan dengan pertumbuhan penyaluran pembiayaan pada tahun berjalan. "Kalau perbankan lebih banyak untuk dollar, kita sudah dapat US$250 juta dari beberapa asing di Asia," lanjutnya.
Agresius melanjutkan, tahun lalu pihaknya menerima penyertaan modal negara (PNM), sementara untuk tahun ini, suntikan dana tersebut ditiadakan. "Yang jelasnya kami mengandalkan lebih banyak di pasar modal karena memiliki ruang yang masih terbuka," ujarnya.
Semester I tahun ini, SMI berencana merilis surat utang berwawasan lingkungan atau green bond. Surat utang tersebut merupakan corporate green bond pertama di Indonesia. Total dana yang ditarget yakni masing-masing Rp1 triliun untuk green bond dan sukuk.
Sementara itu, obligasi konvensional juga akan dirilis pada Oktober 2018, dengan kisaran dana Rp6 triliun hingga Rp8 triliun.