Bisnis.com, JAKARTA- Waterfront Securities Indonesia menganalisa aksi sejumlah emiten.
Octavianus Marbun, Analis Waterfront Securities Indonesia menganalisa aksi 6 emiten dalam risetnya yang diterima pagi ini, Kamis (17/5/2018). Berikut rinciannya:
- CLEO Targetkan Pendapatan Meningkat 60%
PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) pada tahun menargetkan pendapatannya tumbuh 60% dari tahun lalu dengan nilai Rp 1 triliun. Perseroan sudah menyiapkan beberapa strategi untuk memenangkan persaingan. Diantaranya adalah memperkuat jalur distribusi dengan menambah jumlah depo baik yang internal maupun eksternal dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini depo internal telah mencapai 80 unit dari target 100 unit. Sedangkan depo eksternal sudah 42 unit dari target tahun 72 unit. Saat ini perseroan sudah mengoperasikan 20 pabrik yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Yang terbaru perseroan mengoperasikan pabrik di Ngoro Jatim dan Kendari.
- HRTA Bentuk Anak Usaha Bidang Pegadaian
PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) membentuk anak perusahaan yang bergerak di bidang pegadaian. Perseroan membentuk PT Gadai Cahaya Dana Abadi pada 13 Februari 2018. Usaha gadai emas ini merupakan salah satu bentuk usaha HRTA dalam memperluas bisnisnya. HRTA tengah menggarap sejumlah rencana ekspansi seperti menambah 100 gerai emas baru di tahun ini. Saat ini, HRTA baru memiliki sebanyak 22 gerai yang terletak di Batam, Madura, Makassar dan daerah lainnya di di Pulau Jawa.
- SMSM akan Bagi Sisa Dividen 2017 Sebesar Rp12/saham
PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) akan membagikan sisa dividen tahun 2017 sebesar Rp12 per saham atau total Rp69.104.105.280 pada 8 Juni 2018 mendatang bagi pemegang saham yang namanya tercatat hingga 25 Mei 2018. Hasil RUPS Perseroan pada 15 Mei 2018 ini memutuskan penggunaan laba 2017 yang sebesar Rp499.430.659.111 untuk dividen sebesar Rp299.451.122.880. Dividen tersebut memperhitungkan dividen interim pertama yang sudah diberikan perseroan pada 30 Mei 2017 sebesar Rp10 dan dividen interim kedua Rp15 per saham pada 24 Agustus 2017 serta dividen interim ketiga Rp15 per saham pada 24 November 2017. Adapun sisa laba bersih 2017 sebesar Rp199.979.536.231 dibukukan sebagai laba ditahan perseroan.
- Rugi Bersih TAXI Bertambah Menjadi Rp108 Miliar
PT Express Transindo Tbk (TAXI) mencatat rugi tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp108,88 miliar hingga periode 31 Maret 2018 meningkat dibandingkan rugi Rp58,53 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Pendapatan turun menjadi Rp62,01 miliar dari pendapatan Rp78,31 miliar di tahun sebelumnya dan beban langsung tercatat Rp110,27 miliar turun dari beban langsung Rp121,00 miliar tahun sebelumnya. Rugi bruto naik menjadi Rp48,25 miliar dari rugi bruto Rp42,69 miliar tahun sebelumnya. Sedangkan rugi usaha naik menjadi Rp68,75 miliar dari rugi usaha Rp55,62 miliar tahun sebelumnya.
- HEAL Akan Tambah Empat RS Tahun Ini
Setelah mendapatkan dana segar di pasar modal, PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) berencana melebarkan sayap dengan menambah jaringan. HEAL akan menambah empat rumah sakit pada tahun ini. Perseroan juga akan terus menambah kapasitas tempat tidur untuk meningkatkan pelayanan. Untuk 2018, penambahan sebagian besar ada di luar Jawa, sedangkan untuk 2019 dan 2020, penambahan jaringan akan tersebar di Jawa dan luar Jawa. Secara total, pengelola rumah sakit Hermina itu akan menambah 12 unit rumah sakit baru dalam 3 tahun ke depan. Perseroan baru saja menyelesaikan pembangunan rumah sakit umum ke-29 yang berlokasi di Samarinda, Kalimantan Timur.
- Kisaran Harga IPO Jaya Bersama Indo Rp1550-Rp1950
PT Jaya Bersama Indo menawarkan harga Rp1.550-Rp1.950 per saham dalam penawaran umum perdana (initial public offering) saham. Nilai penawaran IPO ini mengimplikasikan price earning ratio (PER) sekitar 15 kali-18,9 kali. Adapun perusahaan yang dikenal dengan The Duck King berencana melepas 34,4% dari modal ditempatkan dan disetorkan atau sebanyak-banyaknya 403,8 juta. Dengan demikian, dana yang berpotensi diperoleh pengelola jaringan restoran chinese food sekitar Rp625,89 miliar—Rp787,41 miliar