Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laju Inflasi Mendekati Target The Fed, Dolar AS Terkerek

Pertumbuhan laju inflasi Amerika Serikat (AS) yang mendekati target The Federal Reserve telah memicu ekspektasi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat dan memberi tenaga pada dolar AS.
Dollar AS./.Reuters
Dollar AS./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan laju inflasi Amerika Serikat (AS) yang mendekati target The Federal Reserve telah memicu ekspektasi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat dan memberi tenaga pada dolar AS.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau semakin menguat. Pada perdagangan Selasa (1/5) pukul 11.08 WIB, greenback naik 0,01% menjadi 91,847 setelah ditutup menguat pada sesi sebelumnya di level 91.841. Angka ini merupakan level tertinggi dalam hampir 4 bulan.

“Pertumbuhan laju inflasi telah memicu ekspektasi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat dan memberi dampak penguatan pada dolar AS,” papar Asia Trade Poin Futures (ATPF) dalam publikasi risetnya hari ini, Selasa (1/5/2018).

Ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed dipicu oleh data indeks pengeluaran konsumsi pribadi AS pada periode Maret 2018 yang tercatat naik menjadi 1,9%, kenaikan tertinggi sejak Februari 2017.

Capaian angka ini menjadi level yang mendekati target The Federal Reserve di level 2% sehingga memberi sokongan pada ekspektasi kenaikan suku bunga yang diprediksi akan dilakukan 4 kali pada tahun Anjing Tanah ini.

Di samping itu, ATPF menambahkan, dolar AS semakin menguat seiring dengan negatifnya performa dari mata uang euro dan pound sterling. Kedua mata uang utama dunia tersebut melemah setelah potensi kenaikan suku bunga pada tahun ini terlihat sulit untuk diwujudkan.

Dalam publikasi riset lainnya, Monex Investindo Futures (MIF) menuturkan, EURUSD mengalami tekanan seiring dengan laporan penjualan ritel Jerman yang lebih rendah dari estimasi. Diperkirakan, EURUSD berpotensi menguji level support di 1,2040 per dolar AS.

Sementara itu, mata uang pound sterling mengalami tekanan seiring dengan melemahnya perekonomian Inggris yang mendorong meredupnya kenaikan suku bunga pada Mei.

GBPUSD diperkirakan bergerak turun seiring dengan data manufaktur Inggris yang akan dirilis hari ini yang lebih rendah dari estimasi. Dalam jangka pendek, GBPUSD berpotensi menguji level support di 1,3695 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper