Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah mengalami pelemahan pada sesi pembukaan perdagangan awal pekan ini (16/4/2018), namun analis memproyeksikan sepanjang hari ini mata uang garuda cenderung akan bergerak stabil.
Pada perdagangan hari ini, mata uang rupiah dibuka melemah tipis 8 poin atau 0,06% di level Rp13.763 per dolar AS setelah berhasil ditutup menguat 23 poin atau 0,17% di Rp13.755 per dolar AS pada akhir pekan lalu.
Adapun, terpantau pada pukul 10.32 WIB, mata uang garuda masih melesu, hingga 25 poin atau 0,18% di level Rp13.780 per dolar AS.
“Hari ini diperkirakan rupiah akan bergerak stabil dengan ditopang oleh masih adanya sentimen positif domestik dari kenaikan rating oleh Moody’s serta penilaian Bank Dunia terhadap ekonomi Asia Pasifik yang positif,” papar Asia Trade Point Futures (ATPF) dalam publikasi risetnya, Senin (16/4/2018).
Seperti diketahui, sebelumnya telah diumumkan naiknya peringkat Sovereign Credit Rating Indonesia oleh lembaga pemeringkat Moody’s dari Baa3/outlook positif menjadi Baa2 dengan outlook stabil telah membuat rupiah terjaga dari gejolak harga.
“Selain itu, pasar juga menantikan rilis data neraca dagang domestik yang diprediksi akan tersaji lebih baik dibandingkan angka bulan lalu. Dengan kondisi tersebut, rupiah masih akan bergerak relatif terjaga di tengah sentimen geopolitik global,” lanjut ATPF.
Baca Juga
Adapun, ATPF menilai bahwa pelemahan yang terjadi pada awal pekan ini di tengah perkiraan konflik geopolitik serangan militer AS dan sekutunya terhadap Suriah yang mulai sedikit mereda seiring dengan tidak adanya tindakan balasan dari Suriah yang didukung oleh Rusia.
“Kondisi ini kembali membuat terjadi aksi buru dolar AS oleh pelaku pasar di Asia pada awal pekan ini,” tuturnya.
Menurut ATPF, rupiah diproyeksikan akan bergerak pada kisaran level Rp13.750—Rp13.770 per dolar AS.