Bisnis.com, JAKARTA—Setelah sukses menerbitkan obligasi pertama pada 2017 lalu, PT Bussan Auto Finance (BAF) kembali akan menerbitkan obligasi, yakni Obligasi II Bussan Auto Finance Tahun 2018 dengan jumlah pokok obligasi sebanyak-banyaknya sebesar Rp1 triliun.
Lynn Ramli, Chief Executive Officer (CEO) BAF, mengatakan obligasi ini telah memperoleh peringkat idAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo. Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat dan ditawarkan dengan nilai 100% dari nilai pokok.
Obligasi ini diterbitkan dalam 2 seri, yaitu seri A dengan jangka waktu 370 hari kalender, dan seri B dengan jangka waktu 3 tahun. Obligasi ini ditawarkan dengan indikasi tingkat bunga sebesar 6,00%-6,50%untuk Seri A dan 7,50%-8,25% untuk Seri B. Bunga akan dibayarkan tiap tiga bulan.
“Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum obligasi ini seluruhnya akan digunakan sebagai modal kerja pembiayaan sebagaimana yang ditentukan oleh izin yang dimiliki oleh BAF,” kata Lynn dalam siaran pers, Rabu (11/4/2018).
Masa penawaran awal atau bookbuilding dilakukan dari 9 – 20 April 2018, sedangkan perkiraan masa penawaran umum obligasi pada 7 – 9 Mei 2018. Perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah 3 Mei 2018. Pencatatan obligasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan pada tanggal 16 Mei 2018.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi dalam obligasi ini adalah PT Indo Premier Sekuritas dan PT Ciptadana Sekuritas Asia, serta PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai wali amanat.
Baru-baru ini, untuk semakin memperkuat eksistensinya, BAF juga memperkenalkan logo baru. Logo baru ini ditujukan untuk semakin mempertegas kehadiran BAF dalam memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.
“Identitas baru ini diharapkan menjadi representasi komitmen kami dan semakin memacu kami untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen kami dan masyarakat,” tambah Lynn.
Secara keseluruhan, kinerja BAF di tahun 2017 tumbuh dari tahun sebelumnya. BAF berhasil membukukan jumlah pembiayaan baru sebesar Rp6 triliun pada akhir 2017 atau meningkat 13,3% (YoY) dari Rp5,3 triliun pada akhir 2016.
Pencapaian-pencapaian pada 2017 juga tersebut tercermin dalam kinerja keuangan. Laba tahun berjalan tumbuh 122,7%, dari Rp82,1 miliar pada 2016 menjadi Rp182,7 miliar pada 2017.
Jumlah aset juga tumbuh 9,5% dari Rp7,3 triliun pada 2016 menjadi sekitar Rp8,0 triliun pada 2017. Sejalan dengan hal tersebut, rasio-rasio penting keuangan seperti Return on Equtiy (ROE), Return on Asset (ROA), Net Profit Margin serta rasio keuangan lainnya yang turut membaik.
Selain itu, BAF juga mampu menjaga rasio Non-Performing Financing (NPF) di level yang semakin baik yaitu sebesar 0,65% (YoY) pada akhir tahun 2017 dari 0,91% di akhir tahun 2016. Rasio tersebut masih jauh lebih baik dibandingkan dengan NPF industri pembiayaan yang tercatat pada level 2,96% di akhir tahun 2017.