Bisnis.com, JAKARTA — PT Indo Premier Investment Management meyakini penurunan kinerja reksa dana pasif baik yang berbentuk indeks maupun Exchange Traded Fund (ETF) tidak akan terlalu dalam.
Presiden Direktur Indo Premier Investment Diah Sofiyanti mengatakan, penurunan IHSG tentunya akan berpengaruh baik terhadap ETF Saham. Namun, penurunan tersebut kurang lebih sama dengan penurunan indeks acuannya
Namun jika reksa dana aktif, kata dia, maka penurunannya akan tergantung dari strategi yang diambil oleh fund manager pada setiap produk aktif tersebut. Bisa lebih kecil namun bisa juga lebih dalam dari penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG).
"Seberapa besar pengaruhnya tergantung dari strategi masing-masing ETF atau reksa dana saham tersebut. Kalau pasih penurunannya kurang lebih sama dengan indeks acuannya, katanya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.
Dia menambahkan, pasar saham memang sangat sensitif terhadap berita, dan cenderung bereaksi dengan sangat cepat. Yang menjadi pertanyaan menurutnya adalah kondisi fundamental ekonomi di Tanah Air.
"Jika ada perubahan besar, kita harus cermati. Tapi jika tidak ada, maka penurunan ini justru peluang yang baik untuk masuk di harga diskon. Karena ketika investor kembali melihat pasar secara rasional, maka potensi IHSG akan normal kembali ke harga wajarnya," jelasnya.
Berdasarkan data Infovesta Utama, Minggu (25/3/2018), return year-to-date (ytd) yang dihasilkan oleh sejumlah produk reksa dana ETF mencatatkan kinerja negatif.
Sejumlah produk tersebut adalah Pinnacle Enhanced Syaria ETF besutan PT Pinnacle Persada Investama yang mencatatkan return ytd -0,92%, Produk PT Indo Premiere Investment Management yakni Premier ETF Indonesia Consumer -1,07%.
Produk lain yang juga mencatatkan kinerja negatif adalah Premier ETF Indonesia Sovereign Bonds yakni -2,62%, serta produk dari PT Bahana TCW Investment Management yakni ABF IBI Fund yang mencatatkan kinerja -0,38% secara ytd.
Sementara itu, reksa dana ETF yang mampu mencatatkan kinerja cukup moncer sepanjang tahun berjalan adalah RD Premier ETF Indonesia State-Owned Companies sebesar 8,93%, Premier ETF Indonesia Financial yang sebesar 6,28% dan Premier ETF Sminfra 18 yakni sebesar 4,34%. Ketiganya adalah produk dari PT Indo Premier Investment Management.
Adapun, untuk reksa dana indeks, return tertinggi secara ytd berhasil dicatatkan oleh Indeks MNC36 yang diluncurkan oleh PT MNC Asset Management dengan return 2,07%. Mayoritas reksa dana indeks lainnya mencatatkan kinerja yang cukup rendah, yakni pada kisaran 0% hingga 1%.