Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang Inggris Pound Sterling beringsut lebih tinggi di tengah investor menunggu pernyataan Bank of England (BoE) terkait ekspektasi kenaikan suku bunga pada Mei.
Sterling ditutup menanjak ke level 1,4141 per dolar AS pada perdagangan Rabu (21/3) dari level 1,3998 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya. Angka tersebut merupakan level tertinggi sejak awal Februari 2018.
Adapun, terpantau pada perdagangan Kamis (22/3) pukul 11.38 WIB, sterling lanjut menguat dengan kenaikan 0,12% menjadi 1,4158 berkat dolar yang lebih lemah paska hasil FOMC.
Kendati demikian, harga masih lebih dari 2% di bawah level tertinggi akhir Januari sebesar 1,4346 per dolar AS sejak referendum Brexit pada akhir Juni 2016.
Sterling naik cukup terjal paska rilis data pendapatan pekerja Inggris yang menunjukkan kenaikan laju tercepat dalam hampir 2,5 tahun pada periode 3 bulan hingga Januari, memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga, menyusul kenaikan suku bunga The Federal Reserve yang baru saja dilakukan menjadi 1,75%.
Kantor Statistik Nasional mengatakan bahwa total pendapatan pekerja naik 2,8% setelah sebelumnya naik 2,7% dalam tiga bulan hingga Desember.
“Setelah data pasar tenaga kerja ini dan transaksi awal pekan ini, keseimbangan telah mendorong perkiraan kenaikan suku bunga bulan Mei,” kata manajer portofolio Fidelity Chris Ellinger.
Ellinger menuturkan bahwa data tersebut menjadi dorongan positif bagi sterling dan merupakan penguatan nyata dari kenaikan suku bunga Mei serta berpotensi adanya kenaikan lain pada tahun ini.
Berdasarakan data Thomson Reuters, pasar obligasi memberikan probabilitas sebesar 70% dari kenaikan suku bunga pada Mei dan kemungkinan 84% dari 2 kenaikan pada akhir tahun.
“Kenaikan suku bunga Mei tertanam kuat di pasar, setiap aksi jual sterling akan menghadirkan peluang beli,” ujar Ahli strategi Bank of America Merrill Lynch.
Analis Monex Investindo Futures (MIF) Faisyal menuturkan, saat ini perhatian investor memang tertuju pada keputusan moneter BoE. Namun, sejauh ini menurutnya, BoE bisa saja akan mempertahankan suku bunga acuan di level 0,5%. Hal tersebut sontak akan menjadi faktor pelemahan pound sterling.
“Pergerakan GBPUSD mungkin akan terlihat menguat terbatas di tengah sentimen pelemahan dolar serta investor yang terlihat waspada menjelang keputusan moneter terbaru dari BoE,” paparnya dalam publikasi riset, Kamis (22/3/2018).