Bisnis.com, JAKARTA — PT Bursa Efek Indonesia mencatatkan pendapatan total Rp1,45 triliun sepanjang 2017, meningkat 2,25% dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya Rp1,42 triliun.
Pendapatan dari jasa transaksi efek dan jasa kliring masing-masing Rp641 miliar dan Rp323 miliar, turun dibandingkan dengan 2016 Rp649 miliar dan Rpp324 miliar.
Sepanjang 2017 volume dan frekuensi perdagangan saham di BEI meningkat cukup tinggi. Berdasarkan data BEI, total volume saham yang diperdagangkan mencapai 2,84 triliun saham atau naik 49,83% secara year-on-year dan total frekuensi transaksi mencapai 74,37 juta kali atau meningkat 14,46% yoy.
Namun, total nilai transaksi turun tipis 1,89% yoy menjadi Rp1.809,59 triliun sepanjang 2017.
Sementara jasa pendapatan dan informasi-fasilitas lainnya masing-masing Rp169 miliar dan Rp69 miliar, meningkat dibandingkan dengan 2016 Rp143 miliar dan Rp63 miliar.
Selain itu ada pendapatan investasi Rp186,7 miliar, meningkat dari Rp174,6 miliar. Keuntungan kurs sebesar Rp1,37 miliar, berbalik dari rugi kurs 2016 Rp2,26 miliar. Penghasilan denda meningkat dari Rp12,5 miliar pada 2016 menjadi Rp18,14 miliar.
Selain itu, penghasilan dana kontribusi bank penghasilan hanya Rp102 miliar, turun dibandingkan dengan 2016 Rp340 miliar. Penghasilan lain-lain juga turun dari Rp55,66 miliar menjadi Rp43,79 miliar.
BEI mencatatkan total beban usaha yang meningkat pada 2017, yakni dari Rp1,03 triliun pada 2016 menjadi Rp1,21 triliun. Laba usaha menjadi Rp330,53 miliar, turun dibandingkan dengan 2016 Rp386,24 miliar.
Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp310,65 miliar, turun 10,69% dibandingkan dengan 2016 Rp347,29 miliar.
Sepanjang tahun 2017, aset BEI meningkat Rp833 miliar atau 11% dibandingkan Desember 2016 menjadi Rp8,35 triliun. Ekuitas bertambah Rp331 miliar menjadi Rp3,61 triliun, sementara liabitas bertambah Rp502 miliar menjadi Rp4,74 triliun
