Bisnis.com, JAKARTA — Emiten farmasi pelat merah, PT Kimia Farma (Persero) Tbk. akan mengoperasikan pabrik bahan baku obat kimia pada 2018.
Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno Putro mengungkapkan bahwa perseroan tidak memiliki rencana penambahan pabrik bahan baku obat (BBO) pada tahun ini. Emiten berkode saham KAEF tersebut telah memiliki pabrik BBO kimia yang akan mulai beroperasi pada 2018.
“Untuk penambahan pabrik bahan baku obat masih belum di tahun ini,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (27/2).
Ganti menjelaskan bahwa pabrik BBO kimia yang akan beroperasi pada tahun ini merupakan hasil joint venture dengan perseroan asal Korea Selatan. Nilai investasi proyek tersebut senilai Rp132 miliar.
Dia mengatakan pabrik tersebut akan memroduksi 8 item BBO dan 7 item high function chemical (HFC). Saat ini, industri farmasi domestik masih mengimpor kebutuhan akibat belum ada pabrik yang mampu menghasilkan bahan baku tersebut.
“Hasil produksi pabrik BBO tersebut dapat memenuhi seluruh kebutuhan industri farmasi di Indonesia jadi tidak hanya utk kebutuhan Kimia Farma saja,” jelasnya.
Menurut catatan Bisnis.com, perseroan telah melakukan ground breaking untuk pembangunan pabrik tersebut pada 2016. Kapasitas produksi diperkirakan mencapai 30 ton pertahun.
Pabri BBO kimia KAEF berlokasi di Cikarang, Jawa Barat. Luas lahan yang dimiliki mencapai 5 hektare.