Bisnis.com, JAKARTA – Goldman Sachs Group Inc. mengatakan bahwa emas sebagai aset safe haven memiliki peluang mencapai US$1.400 per troy ounce jika terjadi geopolitik yang memburuk.
“Harga mungkin akan mencapai US$1.400 per troy ounce, atau bahkan ke US$1.500 per troy ounce, jika situasi geopolitik menjadi jauh lebih berbahaya,” kata Jeffrey Currie, kepala riset komoditas global, seperti dilansir Bloomberg, Rabu (7/2/2018).
Investment bank internasional tersebut menargetkan level US$1.375 per troy ounce pada akhir tahun dengan memperhitungkan tingkat kekhawatiran di pasar di samping prospek meningkatnya permintaan.
Harga emas telah naik menjadi sekitar US$1.366 per troy ounce pada akhir Januari 2018, level tertinggi sejak 2016 lantaran kekhawatiran inflasi dan melemahnya dolar yang memicu tingkat permintaan.
Namun, sejak akhir pekan lalu, bullion kehilangan sekitar US$20 dengan diperdagangkan di US$1.329,68 per troy ounce, seiring dengan prospek kenaikan biaya pinjaman The Federal Reserve dan imbal hasil obligasi.
“Bila anda melihat kenaikan suku bunga, anda biasanya melihat emas mulai bergerak pada tren menurun. Itu ada hubungannya dengan fakta bahwa emas berkorelasi negatif dengan suku bunga riil,” kata Currie.
Baca Juga
Terpantau pada perdagangan Rabu (7/2) pukul 13.20 WIB, harga emas Comex kontrak teraktif April 2018 menguat 2,80 poin atau 0,21% menjadi US$1.332.30 per troy ounce.