Bisnis.com, JAKARTA — PT Waskita Beton Precast Tbk. berhasil membukukan kenaikan laba bersih 58% secara year on year menjadi Rp1 triliun pada 2017.
Berdasarkan siaran pers perseroan, Rabu (28/2/2018), emiten berkode saham WSBP itu membukukan pendapatan usaha Rp7,1 triliun pada 2017. Pencapaian itu naik 51% dibandingkan dengan 2016 senilai Rp4,7 triliun.
Pada 2017, anak usaha, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. itu menerima pembayaran termin Rp4,6 triliun. Nilai tersebut naik 470% dari penerimaan perseroan periode sebelumnya Rp978,96 miliar.
Adapun pembayaran termin yang diterima WSBP pada tahun lalu berasal dari sebagian turnkey tol Becakayu dan proyek nonturnkey seperti tol Solo-Kertosono, tol Pejagan-Pemalang-Batang-Semarang, tol Legundi-Bunder, dan tol Bocimi. Selain itu, perseroan juga menerima pembayaran termin dari proyek light rail transit Palembang.
Jarot Subana, Direktur Utama PT Waskita Beton Precast mengatakan perseroan juga berhasil mengantongi laba bersih Rp1.000,3 miliar pada 2017. Dengan demikian, laba bersih WSBP tumbuh 58% secara year on year dari 2016 Rp635 miliar.
“Angka ini berdasarkan hasil laporan keuangan diaudit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Satrio Bing Eny & Rekan (Anggota Deloitte Touche Tohmatsu Limited) yang telah menberikan opini wajar tanpa pengecualian,” ujarnya lewat siaran pers, Rabu (28/2).
Dia menjelaskan bahwa perseroan marjin laba bersih sebesar 14% atau meningkat dari tahun 2016 yang hanya sebesar 13%. Selain itu, untuk margin laba kotor sebesar 27% atau meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 26%.
Sampai dengan akhir Februari 2018, sambungnya, WSBP berhasil mengantongi nilai kontrak bari Rp622,1 miliar. Target kontrak baru yang dipasang perseroan pada tahun ini senilai Rp11,52 triliun.
MC Budi Setyono, Direktur Keuangan dan Risiko Waskita Beton Precast sebelumnya mengungkapkan perseroan telah mengantongi pembayaran termin yang berasal dari proyek Batang-Semarang, Pejagan-Pemalang, dan Pematang Panggang-Kayu Agung. Dengan demikian, sampai dengan 15 Februari 2018, emiten berkode saham WSBP itu telah mengantongi dana Rp2,37 triliun.
Menurut catatan Bisnis, WSBP berkomitmen untuk menambah kapasitas produksi pabrik pracetak menjadi 3,8 juta ton per tahun atau naik 550.000 ton per tahun pada 2018. Perseroan saat ini memiliki kapasitas produksi sebesar 3,25 juta ton per tahun dengan dukungan 11 pabrik serta pengelolaan 70 batching plantdan 4 quarry.
WSBP mamasang target pendapatan sebesar Rp9,7 triliun pada 2018 atau naik 22,8% dibandingkan dengan target 2017 dan laba bersih sebesar Rp1,47 triliun pada 2018 atau meningkat 16% dibandingkan dengan target 2017.