Bisnis.com, JAKARTA—Emiten tambang minyak dan gas PT Sugih Energy Tbk. (SUGI) fokus membenahi permasalahan finansial untuk dapat memaksimalkan operasional.
Direktur Utama Sugih Energy Supriyanto menyampaikan, permasalahan utama perseroan ialah persoalan finansial. Saat ini, perusahaan memiliki utang sebesar US$170 juta di tataran holding, dan US$15 juta di anak usaha.
"Permasalahan utama kami di finansial. Di SUGI saja sebagai holding mencapai US$170 juta," paparnya setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Rabu (31/1/2018).
Oleh karena itu, manajemen akan mengadakan pemegang saham mayoritas untuk memberikan dukungan. Bila semua berjalan lancar, hasil pengoperasian tambang migas bisa untuk membayar utang sekaligus alokasi belanja modal.
Supriyanto belum bisa menyebutkan berapa target kenaikan produksi migas perusahaan karena masih dalam proses pengajuan ke SKK Migas. Namun, yang jelas produksi minyak di Blok Lemang akan ditingkatkan.
Pada 2017, Blok Lemang mendapat rekomendasi produksi dari SKK Migas sejumlah 1.500 barel per hari (bph). Namun, dari 6 sumur yang ada, hanya 1 yang dioperasikan,yakni Alkatara B2 (AKT-B2) karena operasional yang sulit.
Pada tahun lalu jumlah minyak yang dihasilkan lapangan AKT-B2 sejumlah 49.449 barel. Minyak tersebut dijual ke Pertamina menggunakan sistem trucking.
"Saat ini kami sedang persiapkan konstruksi pipeline well pad A dan penyiapan lokasi well pad C&D," paparnya.
Ke depannya, perusahaan juga akan mengupayakan agar bisa mengoperasikan penambangan di Blok Selat Panjang di Riau. Pasalnya, anak usaha SUGI yang memegang 55% saham PT Petroselat Ltd., selaku operator blok tersebut, dinyatakan paililit pada 5 Juli 2017.
Usulan perdamaian pada 30 November 2017 dengan 48 vendor tidak mencapai kesepakatan. Petroselat dinyatakan dalam kondisi insolvensi dengan jumlah tagihan mendekati US$118,37 miliar.
Sesuai rekomendasi SKK Migas, Blok Selat Panjang dapat memproduksi minyak kondensat sejumlah 84 barel setara minyak per hari (BPOD) dan gas alam sebanyak 2,01 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Komisaris Utama SUGI Erros Djarot menambahkan, secara bertahap perusahaan juga akan mengoperasikan sumur-sumur lain di Blok Lemang.
"Potensi kami sebenarnya besar,tetapi terhambar faktor non teknis. Finansial menjadi masalah utama," imbuhnya.
Selain Blok Lemang dan Selat Panjang, perusahaan masih memiliki area eksplorasi di Blok Kalyani melalui kepemilikan terhadap Eurorich Group Ltd., sebebesar 51%. Namun, masa eksplorasi di Kalyani sudah habis pada 19 Desember 2017, sehingga manajemen SUGI mengajukan permohonan perpanjangan ke SKK Migas.