Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas mengalami penguatan menembus level US$1.360 per troy ounce seiring dengan melemahnya dolar dan kuatnya faktor fundamental.
Terpantau, pada perdagangan Kamis (25/1/2018) pukul 09.42 WIB, harga emas Comex kontrak teraktif April 2018 menguat 2,6 poin atau 0,19% menjadi US$1.364 per troy ounce, mencapai level tertinggi sejak Mei 2013.
Adapun harga emas spot naik 1,86 poin atau 0,14% menuju US$1.360,32 per troy ounce.
Pada waktu yang bersama, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap mata uang utama melemah 0,04 poin atau 0,04% menjadi 89,166, level terendah sejak 2014.
Rob Lutts, Chief Investment Officer di Cabot Wealth Management di Salem menuturkan bahwa pergerakan harga emas bisa lebih tinggi seiring dengan dolar AS yang terus melemah.
“Level support akan menjadi US$1.360 per troy ounce,” kata Lutts.
Pergerakan harga emas pada Januari ini semakin diperkuat oleh permintaan yang tinggi dari konsumen papan atas China menjelang Tahun Baru Imlek yang akan berlangsung pada 16 Februari 2018.
“Emas telah memulai tahun ini dengan mengesankan. Tingkat permintaan yang lebih tinggi terlihat di seluruh spektrum logam mulia, terutama di ETF yang mengalami arus masuk yang signifikan,” kata Jordan Eliseo, Kepala Ekonom Australia Bullion Co.
Tercatat, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, total kepemilikan global emas ETF Holdings naik menjadi 2.254 ton pada Selasa, tertinggi sejak Mei 2013.
Adapun volume perdagangan Comex di New York ialah 110% di atas rata—rata 100 hari. Volume perdagangan pada kontrak LME melonjak 150% ke level tertinggi dua minggu.
“Saya pikir harga emas akan berada pada tren lebih tinggi, mencapai US$1.400 per troy ounce dalam jangka pendek,” kata Richard Xu, Manajer Investasi di HuaAn Gold, seperti dilansir Reuters.