Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akuisisi 2 Perusahaan, Penjualan Sri Rejeki Isman (SRIL) Ditargetkan Naik 30%

Emiten tekstil, PT Sri Rejeki Isman Tbk. optimistis mencatatkan pertumbuhan penjualan hingga 30% atau menjadi US$1 miliar hingga akhir tahun pascaakusisi dua perusahaan.
Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk. Iwan Setiawan Lukminto (tengah), berbincang dengan Wakil Direktur Utama Iwan Kurniawan Lukminto (kiri), dan Komisaris Utama Susyana, seusai paparan publik di Jakarta, Senin (29/6). Sritex membagikan dividen tunai sebesar Rp100 miliar pada tahun ini. /Bisnis.com
Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk. Iwan Setiawan Lukminto (tengah), berbincang dengan Wakil Direktur Utama Iwan Kurniawan Lukminto (kiri), dan Komisaris Utama Susyana, seusai paparan publik di Jakarta, Senin (29/6). Sritex membagikan dividen tunai sebesar Rp100 miliar pada tahun ini. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten tekstil, PT Sri Rejeki Isman Tbk. optimistis mencatatkan pertumbuhan penjualan hingga 30% atau menjadi US$1 miliar hingga akhir tahun pascaakusisi dua perusahaan.

Sekretaris Perusahaan Sri Rejeki Isman Welly Salam mengatakan, nilai penjualan pada tahun ini berpotensi menembus US$1 miliar, atau tumbuh sekitar 30% hingga akhir tahun ini. Dia mengatakan, nilai pendapatan pada 2017 melampaui target yang ditetapkan US$762 juta.

“Pendapatan akan tumbuh 30% pada tahun ini, dengan didukung dari dua perusahaan yang telah kami akuisisi,” ungkapnya di Jakarta, Senin (22/1/2018).

Emiten bersandi saham SRIL tengah menjalani proses akuisisi dua perusahaan yakni PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries. Dari komposisi penjualan pada 2017, sambungnya, paling banyak berasal dari penjualan benang hingga 37%--39%.

Namun, bila penjualan dua perusahaan yang baru diakuisisi masuk ke SRIL maka komposisi penjualan benang bisa mencapai 50%-53% hingga akhir tahun ini. Dari sisi segmen penjualan, sambungnya, penjualan paling besar pada 2017 berasal dari penjualan benang hingga sekitar 37%--39%, tetapi dengan akuisisi ini maka mencapai 50%-53% pada tahun ini.

Dia mengungkapkan, dua perusahaan baru tersebut berpotensi berkontribusi menyumbang penjualan sekitar US$180 juta—US$200 juta pada tahun ini. Adapun profil penjualan Primayudha dan Bitratex sebanyak 70% dijual ke luar negeri.

Welly mengatakan, aksi akuisisi dua perusahaan akan diteken pada Februari 2018. Setelah akuisisi dua perusahaan ini, SRIL akan memiliki sinergi yang cukup kuat dari sisi ekspor, sehingga mata kuintal perseroan dari 600.000 mata kuintal menjadi 1 juta mata kuintal.

Indonesia dengan jumlah populasi yang cukup banyak, dibutuhkan sebanyak 3,5 juta mata kuintal, katanya, SRIL telah menguasai sekitar 30% pangsa pasar di Indonesia.

Pada tahun ini, SRIL mengalokasikan belanja modal senilai US$25 juta—US$30 juta untuk kebutuhan pemeliharaan mesin-mesin sepanjang 2018. Untuk belanja modal Primayudha dan Bitratex, ungkap Welly, tidak akan besar atau hanya sekitar US$5 juta hingga akhir tahun ini.

Tahun pemilihan kepala daerah serentak pada tahun ini dan pemilihan umum pada 2019, katanya, tidak akan memberikan dampak negatif pada SRIL. Menurutnya, pesta demokrasi akan memberikan gairah positif pada bisnis tekstil. Pada tahun ini, SRIL juga memproyeksikan pertumbuhan laba bersih mencapai 25%-28% year on year.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper