Bisnis.com, JAKARTA – Penambang logam terbesar di dunia Vale SA merevisi perkiraan output nikel untuk lima tahun ke depan seiring dengan optimisme permintaan mobil listrik yang akan melonjak dalam jangka panjang.
Seperti dilansir Reuters, Vale SA memotong estimasi produksi nikel sebesar 15% menjadi 263.000 ton pada tahun depan dan mengatakan masih mencari investor untuk tambang nikel Kaledonia Baru.
Jennifer Maki, Executive Director di Vale’s Base Metals Unit mengatakan, dengan perkiraan produksi tersebut, Vale ingin mempertahankan kemungkinan permintaan nikel menjelang pertumbuhan kendaraan listrik yang diharapkan terjadi pada beberapa dekade ke depan.
Baca Juga
Maki menuturkan, baterai isi ulang yang digunakan pada kendaraan listrik membuat perusahaannya menahan persediaan bahan baku, seperti nikel, kobalt, dan lithium.
Adapun kendaraan listrik diprediksi akan mewakili 7%—20% dari pasar otomotif global pada 2025, naik dari 1% di tahun ini, sehingga kebutuhan baterai akan sangat besar ke depan.
“Saya sangat positif tentang nikel, jauh lebih positif daripada beberapa bulan yang lalu,” kata Chief Executive Vale Fabio Schvartsman.