Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas mengalami pelemahan ke level terendah empat bulan seiring dengan menguatnya dolar AS setelah Senat AS menyetujui sebuah proposal reformasi pajak pada akhir pekan lalu. Karena itu, harga berpotensi membidik level support di kisaran US$1.255—US$1.260 per troy ounce.
Pada perdagangan Rabu (6/12/2017) pukul 09.30 WIB, harga emas spot kontrak pengiriman Februari 2018 melemah 0,31 poin atau 0,02% menjadi US$1.265,46 per troy ounce.
Adapun, harga emas Comex sedikit meningkat 2,80 poin atau 0,22% menjadi US$1.267,70 per troy ounce.
Sementara itu, indeks dolar AS, sebuah ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, telah naik 0,34 persen menjadi 93,40 pagi ini.
Faisyal, analis Monex Investindo Futures dalam publikasi risetnya hari ini mengatakan bahwa emas akan mengalami bearish dalam jangka pendek di tengah legalasi pajak AS yang mendorong penguatan dolar AS. Kondisi bearish tersebut membidik level support di US$1.260 per troy ounce.
“Untuk level support terdekat terlihat di area US$1.263 per troy ounce, menembus ke bawah dari level tersebut dapat memicu penurunan lanjutan menuju US$1.260 per troy ounce sebelum membidik ke level support kuat di US$1.255 per troy ounce,” katanya.
Sementara itu, pergerakan naik, area US$1.267 menjadi level resistan terdekat. Break ke atas dari level tersebut dapat mendorong kenaikan lebih lanjut menuju level US$1.270 per troy ounce sebelum mengincar ke area US$1.275 per troy ounce.
Analis teknikalnya (US$ per troy ounce) meliputi level resistan: 1.267; 1.270; 1.275 dan level support: 1.263; 1.260; 1.255
Dalam riset yang berbeda, Asia Trade Point Futures (ATPF) dalam Weekly Market Outlook mengatakan bahwa dalam sepekan ini harga emas masih cenderung melemah bila data serapan tenaga kerja AS (NFP) mampu tumbuh sesuai dengan ekspektasi pasar.
Angka pertumbuhan tenaga kerja AS akan memicu The Federal Reserve untuk menaikkan tingkat suku bunganya pada pertemuan 12—13 Desember 2017.