Bisnis.com, JAKARTA--- Korporasi farmasi milik negara, PT Kimia Farma (Persero) Tbk., mengalokasikan anggaran sekitar Rp2 triliun--Rp3 triliun sebagai belanja modal pada 2018 yang akan digunakan untuk sejumlah keperluan.
Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk penyelesaian pembangunan pabrik farmasi di Banjaran, Bandung dan pabrik bahan baku obat di Cikarang, Jawa Barat.
“Ada juga beberapa perbaikan, di anak perusahaan seperti gudang-gudang untuk distribusi kita. Modernisasi apotik, diagnostik, klinik terpadu, klinik kesehatan, kecantikan dan segala macam,” katanya ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Senin (4/12).
Menurutnya, dana untuk belanja modal itu berasal dari berbagai sumber seperti dana sendiri dan utang. Salah satu utang yang telah diperoleh perusahaan beberapa waktu lalu adalah dana hasil penerbitan surat utang jangka menengah senilai Rp600 miliar.
Menurutnya, anggaran belanja modal itu belum termasuk anggaran untuk mengakuisisi perusahaan lain pada 2018. Sampai saat ini, menurut Honesti, emiten berkode saham KAEF itu masih mengkaji mengenai rencana akuisisi tersebut.
Dengan demikian,Kimia Farma belum dapat memastikan mengenai anggaran akuisisi tersebut. Honesti memperkirakan kebutuhan dana untuk pertumbuhan anorganik (di luar bisnis utama) tersebut dapat diketahui pada pertengahan 2018.
Anggaran belanja modal Kimia Farma hingga maksimal Rp3 triliun itu relatif tinggi dibandingkan dengan perkiraan realisasi belanja modal sampai akhir 2017 sebesar Rp1,7 triliun. Peningkatan belanja modal itu dikarenakan perusahaan ingin menggapai pertumbuhan digit ganda pada 2018.