Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara sukses mencatatkan rebound pada penutupan perdagangan Senin, (20/11/2017), mengakhiri rentetan pelemahan sepekan sebelumnya.
Pada perdagangan Senin, harga batu bara untuk kontrak Juli 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup dengan rebound 2,10% atau 1,70 poin di US$82,55/metrik ton.
Rebound harga batu bara kontrak Juli 2018 mengakhiri pelemahan selama lima hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.
Dilansir Bloomberg, kegagalan diskusi koalisi antara Kanselir Angela Merkel dari Partai Christian Democratic Union (CDU), beserta Partai Free Democratic (FDP) dan Partai Hijau (Green Party) berarti ketentuan baru yang lebih ketat untuk batu bara kemungkinan tidak akan diterapkan dalam waktu dekat.
Hal ini menurunkan risiko bahwa utilitas Jerman akan perlu untuk menghentikan sejumlah pembangkit listrik bertenaga batu bara tertentu, seperti yang diinginkan Partai Hijau.
Berbanding terbalik dengan batu hitam, harga minyak mentah ditutup melemah pada perdagangan Senin karena pasar mencerna ketidakpastian politik di Jerman di tengah antisipasi tentang langkah lanjutan dari OPEC.
Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember, yang berakhir Senin, ditutup melemah 0,8% atau 0,46 poin di level US$56,09 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah turun 0,3% sepanjang pekan lalu.
Total volume yang diperdagangkan sekitar 20% di bawah rata-rata 100 hari. Adapun kontrak Januari yang lebih aktif berakhir turun 0,29 poin di level US$56,42.
Adapun minyak Brent untuk pengiriman Januari berakhir turun 0,50 poin di posisi US$62,22 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, setelah turun 1,3% pekan lalu.
Dilansir Bloomberg, pecahnya perundingan untuk membentuk koalisi pemerintah di Jerman menimbulkan pertanyaan tentang masa depan negara dengan ekonomi terbesar di Eropa tersebut. Ketidakpastian itu menekan euro dan membuat dolar AS menguat, sehingga mengurangi daya tarik komoditas.
Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan mendapat penjelasan pekan ini oleh penyedia layanan minyak Schlumberger Ltd. serta Citigroup Inc. saat OPEC akan membahas perpanjangan kesepakatan pengurangan produksi pada KTT di Wina 30 November mendatang.
Kepala analis pasar Confluence Investment Management, Bill O'Grady mengatakan gejolak politik di Jerman membantu menguatkan dolar, yang cenderung menekan harga minyak.
Data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan taruhan pada penurunan harga minyak Brent meningkat paling banyak dalam lima bulan terakhir karena keraguan berlanjut mengenai apakah kesepakatan yang dipimpin oleh Arab Saudi akan diperpanjang.
"Secara politis, di seluruh dunia ada banyak hal terjadi. Ada banyak pasokan (minyak) di luar sana dan satu-satunya yang menjaganya pasar saat ini adalah kesepakatan OPEC," ungkap O'Grady, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (21/11/2017).
Pergerakan harga batu bara kontrak Juli 2018 di bursa Rotterdam
Tanggal | US$/MT |
20 November | 82,55 (+2,10%) |
17 November | 80,85 (-1,04%) |
16 November | 81,70 (-1,98%) |
15 November | 83,35 (-0,06%) |
14 November | 83,40 (-2,06%) |
Sumber: Bloomberg