Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang euro diprediksi meningkat pada perdagangan Senin (18/11/2017) seiring dengan pelemahan dolar AS.
Pada penutupan perdagangan Jumat (17/11/2017), mata uang euro (EUR) menguat 0,17% atau 0,0020 poin menjadi 1,1790 per dolar AS. Dalam waktu yang sama, indeks dolar AS (DXY) tergelincir 0,29% atau 0,27 poin menjadi 93,662.
Valbury Asia Futures dalam publikasi risetnya yang mengutip Reuters menyampaikan, dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama karena tergelincirnya obligasi pemerintah. Pasalnya, program reformasi pajak menemui hambatan di tingkat senator.
Pada Kamis (16/11/2017), sebetulnya anggota kongres menyetujui paket pemotongan pajak yang diusung oleh Presiden AS Donald Trump. Namun, perdebatan terjadi di senat, terutama dari Partai Republik yang notabene mengusung Trump dalam Pilpres AS tahun lalu.
Dolar AS juga melemah akibat laporan Penyidik Khusus Robert Mueller yang menemukan adanya kemungkinan campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016. Dokumen investigasi itu dipublikasikan pada Kamis (16/11/2017).
Tim analis Valbury menyebutkan, mata uang EUR/USD memiliki support penting di level 1,1369 per dolar AS. Adapun resistan penting yang menjadi target ialah 1,2031 per dolar AS.
"Rekomendasi beli EUR/USD di posisi 1,1770 per dolar AS dengan target 1,1845-1,1880 per dolar AS," paparnya.
Berikut analisis teknikal pergerakan EUR/USD pada Senin (20/11/2017).
Resistan : 1,860; 1,960; 1,2031; 1,2092
Support : 1,1658; 1,1584; 1,1477; 1,1369
Rekomendasi
Beli : 1,1770
Jual : -
Stop Loss: 1,1695
Target : 1,1845-1,1880