Bisnis.com, JAKARTA - PT Visi Media Asia Tbk. sedang melakukan pembahasan terkait proses penerbitan obligasi dalam negeri dan luar negeri.
Presiden Direktur VIVA Anindya N Bakrie mengungkapkan perseroan tengah melakukan pembahasan dengan para calon bookrunner. "Saat ini perseroan sedang melakukan pembahasan, termasuk tahapan untuk menerbitkan obligasi tersebut. Tujuan obligasi untuk dapat menurunkan tingkat pinjaman dan beban bunga pinjaman," ujarnya, dalam keterangan resmi, Kamis (19/10/2017).
Sejalan dengan itu, berdasarkan keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI) perseroan akan melakukan refinancing utang sebesar US$230 juta melalui fasilitas pinjaman baru melalui sindikasi delapan institusi finansial internasional.
Pinjaman yang dilakukan melalui anak usaha yakni PT Cakrawala Andalas Televisi dan PT Lativi Mediakarya tersebut akan mendapatkan fasilitas pinjaman berjangka yang dibagi ke dalam dua yakni senior dan junior. Pinjaman berjangka secara senior (senior term loan facility) sejumlah US$173,6 juta akan dibayarkan untuk refinancing utang. Sementara itu, pinjaman berjangka secara junior (junior term loan fasility) sebesar US$78,3 juta akan dibayarkan refinancing redemption premium yang masih terutang.
"Dengan dilaksanakannya transaksi tersebut, perseroan dapat melakukan efisiensi atas kewajiban yakni mengurangi beban bunga," papar keterbukaan.
Anindya mengungkapkan fasilitas pinjaman tersebut akan mengurangi beban biaya bunga yang semula sebesar 20% menjadi rata-rata 12% per tahun. "Sehingga, beban bunga yang dapat perseroan hemat selama 5 tahun ke depan sekitar Rp1,5 triliun," ujarnya, dalam keterangan resmi.
Anindya mengungkapkan efisiensi yang didapatkan perseroan dari fasilitas pinjaman baru ini akan digunakan untuk mengembangkan usaha.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham VIVA ini mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 9,09% yakni dari Rp1,22 triliun menjadi Rp1,33 triliun sepanjang paruh pertama 2017. Adapun, perseroan membukukan laba sebesar Rp217,46 miliar sepanjang semester I/2017 atau naik sekitar 118% dari periode yang sama tahun lalu yakni sebesar Rp99,74 miliar.