Sekretaris Perusahaan Timah Amin Haris Sugiarto mengatakan biaya yang dikeluarkan pada September 2017 tersebut terdiri biaya operasional senilai Rp92 miliar dan biaya investasi senilai Rp42,64 miliar.
"Kegiatan eksplorasi PT Timah (Persero) Tbk. di laut pada bulan September 2017 berupa kegiatan pemboran prospektif dan pemboran rinci di perairan Bangka (Laut Jungku, Laut Penganak, Laut A.Kantung, Laut Rebo dan Laut Permis) dan Perairan Kundur dengan menggunakan 5 lima unit kapal bor," paparnya dalam Laporan Aktivitas Eksplorasi Bulanan September 2017, Kamis (12/10/2017).
Menurutnya, kegiatan eksplorasi di darat pada September 2017 meliputi pemetaan geologi, core logging, percontoan core, pengukuran grid bor dan pemboran timah primer di Pulau Bangka (Bukit Pret, Bukit Baji, A Layang) dan Belitung (Batu besi Damar).
Menurutnya, hasil kegiatan eksplorasi sampai September 2017 mendapatkan penemuan sumberdaya, baik di darat maupun laut. Kegiatan eksplorasi di laut mendapatkan sumberdaya tereka (inferred) sebesar 14 ton, tertunjuk (indicated) sebesar 124 ton dan sumber terukur (measured) sebesar 6.629 ton.
"Sedangkan hasil perolehan sumberdaya dari kegiatan eksplorasi di darat mendapatkan sumberdaya tertunjuk (indicated) sebesar 439 ton dan sumberdaya terukur (measured) sebesar 751 ton," paparnya.
Pada Oktober 2017, menurutnya, rencana kegiatan eksplorasi perusahaan antara lain melakukan evaluasi dan melanjutkan kegiatan bulan sebelumnya.
Kegiatan pemboran prospeksi dan pemboran rinci di laut direncanakan menggunakan 5 kapal bor yang dialokasikan di perairan Bangka (Laut Jungku, Laut A.Kantung, Laut Rebo dan Laut Sampur) sedangkan untuk pemboran timah primer di pulau Bangka (Bukit Pret, A.Layang dan Bukit Baji) dan Belitung (Batu Besi Damar).
Berdasarkan data perseroan pada akhir 2016, perusahaan memiliki kapal keruk sebanyak 6 unit, kapal perusahaan 18 unit dan kapal sewa 54 unit. Kapal itu digunakan untuk kegiatan operasional Timah di lautan. Seperti diketahui, lokasi sumber daya dan cadangan perusahaan tidak hanya di daratan, tapi juga lepas pantai.
Sebanyak 55% sumber daya timah perusahaan terletak di lautan dan sisanya di daratan. Sementara itu, cadangan timah perusahaan sebanyak 84% di lautan dan sisanya di daratan. Cadangan dan sumber daya itu terletak di Kepulauan Bangka Belitung dan Kepulauan Riau serta Riau.
Dalam kesempatan sebelumnya, Amin mengatakan perusahaan menargetkan pengadaan 4 kapal sampai akhir 2017. Pihaknya telah merealisasikan 2 dari target 4 kapal tersebut. “Tapi sementara masih sewa dan 1 masih on progress dengan kisaran nilai Rp72 miliar,” katanya, belum lama ini.