Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan perawatan pesawat, PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk., menjajaki kerjasama dengan 4 investor strategis untuk pembelian 20% saham perseroan senilai US$200 juta pada akhir 2017.
Penjualan 20% saham GMF itu merupakan bagian dari rencana divestasi anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. tersebut, selain penjualan 10% saham melalui aksi korporasi berupa penawaran umum perdana saham (IPO).
Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury mengharapkan perjanjian jual beli bersyarat (conditional sales purchase agreement/CSPA) dengan investor strategis itu bisa dilakukan pada akhir 2017. “Kita harapkan financial closing pada kuartal I/2018,” katanya ketika ditemui di Gedung BEI, Selasa (10/10).
Pahala belum bersedia menyebutkan identitas investor strategis yang akan bekerjasama dengan GMF tersebut. Menurutnya, GMF tidak memiliki preferensi terhadap calon investor strategis tertentu.
Seperti diketahui, semula GMF berencana melakukan IPO dengan melepas 30% saham perusahaan. Namun, dalam perkembangannya, GMF mengubah rencana itu dengan melepas hanya 10% saham perusahaan dan 20% lainnya akan ditawarkan kepada investor strategis.
Pahala mengatakan pihaknya akan mengkombinasikan hasil dari IPO dan hasil dari penjualan saham kepada investor strategis. “Syukur Alhamdulillah sekarang kita punya benchmark price yang ada di pasar IPO ini,” katanya.