Bisnis.com, JAKARTA - Laju indeks harga saham gabungan (IHSG) yang pekan lalu menguat 0,26% diproyeksikan akan berlanjut hingga pekan ini.
Analis Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido memprediksi IHSG berada pada support 5.810 dan resistance di level 5.900 pada pekan ini. Adapun, sentimen geopolitik masih akan membayangi indeks pekan ini.
"Serta suku bunga acuan The Fed, lalu dari dalam negeri suku bunga bank Indonesia," ujarnya dalam riset, Senin (18/9).
Hal yang senada diungkapkan oleh Riska Afriani, analis OSO Sekuritas. Menurutnya, sepanjang pekan ini indeks akan menguat, meski pergerakan indeks masih akan dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik.
"Selain itu,potensi kenaikan suku bunga The Fed pun berpengaruh pada indeks pekan depan. Mengingat berdasarkan konsesus, potensi kenaikan suku bunga The Fed naik diatas 50%," ujarnya.
Sementara itu, dari dalam negeri, pelaku pasar masih terfokus terhadap data-data ekonomi yang rilis. Data Ekonomi Indonesia yang rilis pada pekan depan seperti neraca perdagangan juga ikut menjadi katalis penggerak indeks di awal pekan ini. Kemudian, ada indeks penjualan mobil dan motor di bulan Agustus, suku bunga Indonesia (BI 7days Reverse Repo Rate) pada akhir pekan yang akan memberikan pengaruh pergerakan indeks sepanjang pekan.
Sementara itu, data dari luar negeri yang bisa diamati antara lain, data dari Amerika Serikat yakni Current Account AS kuartal II, Fed interest decision, dan market manufacturing index.
"Pergerakan IHSG sepekan ini diperkirakan menguat di kisaran level 5.875 hingga 5.898," pungkasnya.