Bisnis.com, JAKARTA--Korporasi semen milik negara, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., mengkaji penerbitan obligasi senilai Rp1 triliun-Rp2 triliun sebagai salah satu sumber pendanaan perusahaan.
Direktur Semen Indonesia Ahyanizzaman mengatakan obligasi itu akan diterbitkan oleh perusahaan apabila realisasi penggunaan belanja modal dapat mencapai di atas 80%-90% pada tahun ini.
“Tapi nilainya (nilai obligasi yang diterbitkan) tidak sebesar yang kemarin. Kemarin kan kita menerbitkan obligasi Rp3 triliun,” katanya, akhir pekan lalu.
Kendati pasar obligasi dianggap sedang menarik pada saat ini, Ahyanizzaman mengatakan perusahaan belum tentu menerbitkan obligasi. Surat utang itu akan diterbitkan sesuai kebutuhan pendanaan perseroan.
Menurutnya, realisasi belanja modal telah mencapai 50% pada saat ini. Dari jumlah tersebut, paling banyak digunakan untuk pembangunan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah dan Indarung, Sumatera Barat. Perusahaan menargetkan belanja modal sekitar Rp6 triliun-Rp7 triliun pada 2017.
Seperti diketahui, perusahaan telah menerbitkan obligasi senilai Rp3 triliun pada Mei 2017 sebagai tahap I dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dengan target dana sebesar Rp8 triliun. Obligasi senilai Rp3 triliun itu memiliki kupon sebesar 8,6% per tahun dengan tenor 5 tahun.
Dengan demikian, emiten berkode saham SMGR itu masih memiliki kemungkinan untuk menerbitkan obligasi lagi senilai maksimal Rp5 triliun.
Di samping rencana penerbitan obligasi, Semen Indonesia juga memiliki rencana aksi korporasi lain yaitu mengakuisisi sejumlah perusahaan yang terkait dengan industri semen. Salah satu perusahaan itu berada di Bangladesh, Asia Selatan. “Kita juga mau akuisisi (perusahaan) building material domestik,” katanya.