Bisnis.com, JAKARTA--Korporasi konstruksi milik negara, PT Adhi Karya (Persero) Tbk., mengantongi kontrak baru Rp28,6 triliun dalam periode Januari-Agustus 2017 atau bertambah Rp1,8 triliun dibandingkan dengan Rp26,8 triliun dalam periode Januari-Juli 2017.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Ki Syahgolang Permata menyatakan perolehan kontrak baru tersebut termasuk dari proyek kereta ringan (light rail transit/LRT) Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi fase I. Kontrak baru dari proyek LRT itu mencapai Rp19,7 triliun.
“Realisasi perolehan kontrak baru di bulan Agustus 2017 antara lain Trans Park Bekasi, Jawa Barat (Rp596,2 miliar), Masjid Agung Batam, Kepulauan Riau (Rp237,1 miliar), dan Tol Kualanamu Seksi 7B, Sumatra Utara (Rp225,9 miliar),” paparnya dalam keterangan tertulis, Rabu (13/9).
Menurutnya, kontribusi per lini bisnis dalam perolehan kontrak baru pada Agustus 2017 tersebut didominasi oleh lini bisnis konstruksi dan energi sebesar 96,6% dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Berdasarkan segmentasi sumber dana, perolehan kontrak baru tersebut berasal dari pemerintah dengan porsi 79,4%, BUMN sebesar 9,8%, sementara swasta atau lainnya sebanyak 10,8%.
Berdasarkan pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek jalan, jembatan dan LRT sebanyak 73,7%, proyek gedung sebanyak 20,6%, serta proyek infrastruktur lainnya sebesar 5,7%.