Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Analis Sebut Gesekan Perdagangan AS-China, Pasar Saham Tertahan

Indeks saham bluechip China berakhir di posisi lebih rendah pada perdagangan hari ini (Rabu, 6/9/2017). Meski demikian, pelemahannya dibatasi penguatan sejumlah perusahaan milik negara yang mengimbangi tensi geopolitik seputar Korea Utara.
Bursa China SHCI/Reuters
Bursa China SHCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks saham bluechip China berakhir di posisi lebih rendah pada perdagangan hari ini, Rabu (6/9/2017). Meski demikian, pelemahannya dibatasi penguatan sejumlah perusahaan milik negara yang mengimbangi tensi geopolitik seputar Korea Utara.

Indeks CSI300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir turun 0,20% atau 7,60 poin di level 3.849,45, setelah dibuka dengan pelemahan 0,27% atau 10,20 poin di posisi 3.846,75.

Adapun indeks Shanghai Composite ditutup naik tipis 0,03% atau 1,07 poin di level 3.385,39, setelah dibuka dengan pelemahan 0,35% atau 11,89 poin di posisi 3.372,43.

Perusahaan-perusahaan China yang dikendalikan oleh pemerintah pusat reli dengan kuat sore ini, di tengah berlanjutnya ekspektasi bahwa pemerintah akan meningkatkan upaya untuk merestrukturisasi perusahaan milik negara yang lamban dan seringkali tidak efisien.

Sebuah indeks yang melacak perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Shanghai dengan harapan reformasi naik 0,5% ke level tertinggi sejak awal 2016. Indeks ini telah menguat lebih dari 12% sepanjang tahun ini.

Namun, minat investor tertahan oleh kekhawatiran geopolitik menyusul uji coba nuklir terbesar oleh Korea Utara akhir pekan lalu serta kabar persiapan peluncuran rudal kembali.

Dalam laporan investasi bulanan Asia Pasifik, UBS mengatakan bahwa meskipun hubungan AS-Korea Utara mungkin telah mencapai titik tertinggi dalam beberapa dekade, konflik militer cenderung tidak mungkin terjadi.

Menurut pakar strategi UBS China Gao Ting, salah satu kemungkinan risiko yang akan muncul adalah potensi gesekan perdagangan antara Beijing dan Washington yang dipicu oleh perbedaan mengenai bagaimana menyelesaikan isu seputar Korea Utara.

“Isu nuklir ini bisa mempengaruhi hubungan Sino-Amerika, dan perdagangan adalah bagian dari hubungan bilateral tersebut,” kata Gao, seperti dikutip dari Reuters.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper