Manajemen perusahaan menyatakan efisiensi yang dillakukan itu antara lain efisiensi bahan baku atau pembantu untuk kegiatan operasional di unit bisnis serta negoisasi kontrak dengan pihak ketiga.
Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo menyebut upaya efisiensi yang berkelanjutan akan menjadi salah satu faktor yang meningkatkan kinerja finansial perusahaan pada paruh kedua 2017.
"Kinerja keuangan Antam di semester I/2017 merupakan refleksi dari penurunan volume penjualan komoditas feronikel dan emas serta adanya pengaruh volatilitas harga komoditas. Kami yakin peningkatan kinerja operasi, upaya efisiensi yang berkelanjutan serta adanya tren peningkatan harga komoditas akan meningkatkan kinerja finansial pada semester II/2017,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin (4/9/2017).
Seperti diketahui, emiten berkode saham ANTM itu membukukan rugi senilai Rp496,11 miliar pada semester I/2017 atau lebih buruk dibandingkan dengan untung Rp11,03 miliar pada periode yang sama 2016.
Manajemen perusahaan menjelaskan, dengan adanya tren kenaikan harga nikel pada semester II/2017, Antam optimis dapat meningkatkan volume penjualan dengan marjin yang menguntungkan.
Perseroan menyatakan akan meningkatkan penjualan di semester II//2017 melalui penetrasi penjualan ekspor dan penjualan di dalam negeri.
Seiring penurunan volume penjualan feronikel dan emas, penjualan bersih Antam turun 28% menjadi Rp3,01 triliun pada semester I/2017 dibandingkan dengan Rp4,16 triliun pada periode yang sama 2016.