Bisnis.com, JAKARTA--Korporasi konstruksi dan investasi milik negara, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., mengincar kontrak baru senilai Rp12 triliun-Rp14 triliun dari proyek infrastruktur pada sisa waktu sampai akhir 2017.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Puspita Anggraeni mengatakan kontrak tersebut berasal dari berbagai lelang terbuka yang diikuti oleh perusahaan. “Pipeline kami rencananya begitu,” katanya ketika dihubungi, Senin (28/8).
Puspita mengatakan pihaknya optimis dapat mencapai target kontrak baru senilai Rp43,4 triliun sepanjang 2017. Sampai Juli 2017, emiten berkode saham WIKA itu telah membukukan kontrak baru Rp20,2 triliun atau 50,73% dari target.
Kontrak baru itu diperoleh paling banyak berasal dari proyek infrastruktur seperti jembatan, jalan, jalan tol, pelabuhan, irigasi kemudian bangunan dan properti senilai Rp14,41 triliun atau sekitar 65% dari perolehan.
Kontrak lainnya berasal dari proyek pembangkit listrik senilai Rp1,98 triliun, industrial plant Rp3,03 triliun dan proyek industri Rp2,59 triliun. Sejauh ini, belum dapat diketahui pendapatan yang diperoleh perusahaan dari perolehan kontrak pada paruh pertama 2017.
Sampai saat ini, Wijaya Karya belum menerbitkan laporan keuangan per 30 Juni 2017 karena masih melakukan penelahaan terbatas. Namun, berdasarkan perkiraan yang disampaikan oleh Direktur Keuangan Wijaya Karya Steve Kosasih, laba bersih perseroan naik 74% pada semester I/2017 dibandingkan dengan semester I/2016.