Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rekomendasi Trading Buy Saham ITMG

- PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menurunkan rekomendasi untuk saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) dari semula BUY menjadi Trading Buy.
Papan monitor menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Kamis (27/7)./JIBI-Dwi Prasetya
Papan monitor menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Kamis (27/7)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com JAKARTA - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menurunkan rekomendasi untuk saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) dari semula BUY menjadi Trading Buy.

Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan mengungkapkan sepanjang semester I/2017, ITMG mencetak laba bersih sebanyak US$105,3 juta.

"Kami masih menargetkan laba bersih ITMG untuk 2017 dan 2018 masing-masing US$176,4 juta dan US$237 juta. Kami juga masih menargetkan target price ITMG Rp22.100. Namun, kami menurunkan rekomendasi kami dari BUY ke Trading Buy," katanya dalam risetnya, Selasa (15/8/2017).

Selain itu, Mirae juga masih menargetkan perkiraan pendapatan ITMG pada 2017 dan 2018 masing-masing sebanyak US$1,8 miliar dan US$2,2 miliar.

Mirae juga menargetkan volume penjualan batu bara ITMG pada tahun ini sebanyak 27 juta ton, sedangkan tahun depan berkisar 29 juta ton. Andy memperkirakan harga rata-rata penjualan (average selling price/ASP) perseroan pada tahun ini akan berada di level US$67,5 per ton, sedangkan tahun depan akan berada di level US$76 per ton.

Sementara itu, riset analis dari Credit Suisse Paworamon Suvarnatemee mengungkapkan pada kuartal II/2017, ITMG mencatatkan laba bersih sebanyak US$48 juta atau turun 16% dibandingkan kuartal sebelumnya. Penurunan tersebut, lanjutnya, disebabkan ASP relatif stabil secara kuartalan di level US$68 per ton.

Dia mengungkapkan volume penjualan batu bara ITMG pada kuartal II/2017 naik 4% dibandingkan kuartal sebelumnya menjadi 5,6 juta ton. Meskipun produksi batu bara pada kuartal tersebut turun 4% menjadi 4,93 juta ton dibandingkan kuartal I/2017.

“Kami memperkirakan ASP akan lebih tinggi pada kuartal III/2017 yang didorong oleh lonjakan harga di pasar spot baru-baru ini. Volume penjualan bisa meningkat pada kecepatan yang lambat seiring dengan persediaan yang rendah,” katanya dalam risetnya, Senin (14/8/2017).

Kendati demikian, pada kuartal III/2017, dia memperkirakan biaya produksi akan lebih rendah dibandingkan kuartal II/2017. Meskipun demikian, Paworamon yakin target ASP yang ia perkirakan pada tahun ini akan tercapai.

Pasalnya, dia menargerkan ASP di level US$66 per ton pada semester I/2017, tetapi realisasinya berada di level US$68 per ton. Oleh karena itu, Credit Suisse memberikan rating outperform untuk ITMG dengan target price 28.000.

PRODUKSI BATU BARA
Adapun, induk ITMG yakni Banpu Plc. mengungkapkan total produksi batu bara dari operasi di Indonesia pada kuartal II/2017 sebanyak 4,93 juta ton. Jumlah tersebut terdiri dari Indominco East Block sebesar 2,82 juta ton, Indominco West Block sebanyak 0,35 juta ton, Trubaindo sebanyak 0,94 juta ton, Bharinto sebanyak 0,45 juta ton, Jorong sebanyak 0,18 juta ton dan Kitadin Embalut sebanyak 0,2 juta ton.

Jumlah produksi pada kuartal II/2017 tersebut turun 4,27% dari kuartal I/2017 yang mencatatkan jumlah produksi 5,15 juta ton. Atau turun 18,38% jika dibandingkan dengan pencapaian produksi pada kuartal II/2016 yang mencatatkan produksi sebesar 6,04 juta.

Kendati demikian, operasi di Indonesia memang mencatatkan kenaikan volume penjualan batu bara pada kuartal II/2017 menjadi 5,34 juta ton atau meningkat 3,49% dibandingkan kuartal I/2017 yang hanya mencatatkan 5,16 juta ton. Namun, jika dibandingkan pada kuartal II/2016, jumlah tersebut turun 12,46% dari 6,1 juta ton.

Operasi Banpu di Indonesia, sebagian besar masih ditopang oleh tambang Indominco yang mencatatkan pendapatan dari penjualan batu bara sebesar US$212,35 juta pada kuartal II/2017.

Tambang Trubaindo menyusul di peringkat kedua dengan mencatatkan pendapatan dari penjualan batubara sebanyak US$90.92 juta. Tambang Bharinto, Jorong dan Kitadin Embalut menyusul masing-masing dengan US$48,65 juta, US$10,08 juta dan US$13,8 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper