Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah indeks saham acuan China sukses berakhir di zona hijau pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Selasa (8/8/2017), di saat para investor mengabaikan data yang menunjukkan melambatnya pertumbuhan ekspor dan impor China pada Juli.
Indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir naik 0,15% atau 5,42 poin di level 3.732,21, setelah dibuka turun 0,07% di posisi 3.724,33.
Adapun indeks Shanghai Composite ditutup naik tipis 0,07% atau 2,42 poin di level 3.281,87, setelah dibuka turun 0,07% di posisi 3.277,19.
Pertumbuhan ekspor dan impor China melambat pada bulan Juli dibanding bulan sebelumnya, namun neraca perdagangan China kembali melebar selama lima bulan berturut-turut.
Berdasarkan data badan statistik nasional China, ekspor dalam denominasi dolar AS meningkat 7,2% di bulan Juli (year-on-year/yoy), melambat dibanding pertumbuhan ekspor di bulan Juni yang mencapai 11,3%.
Sementara itu, impor meningkat 11% di bulan Juli, lebih rendah dari pertumbuhan impor bulan sebelumnya yang menyentuh 17,2%. Baik impor maupun ekspor berada di bawah prediksi analis.
Dengan angka tersebut, surplus neraca perdagangan melebar menjadi US$46,7 miliar Adapun ekspor ke AS meningkat 8,9%, lebih rendah dibandingkan peningkatan di bulan Juni yang mencapai 19,8% dan mempersempit surplus perdagangan dengan AS ke level US$ 25,2 miliar.
"Meskipun terjadi perlambatan dalam momentum pertumbuhan perdagangan di bulan Juli, ekspansi yang kuat masih terlihat dalam ekspor dan impor China yang diukur pada basis year-on-year,” kata Rajiv Biswas, kepala ekonom Asia Pasifik di IHS Markit, seperti dikutip dari Reuters.
“Dengan impor dalam yuan masih meningkat 14,7% y / y di bulan Juli, ini menunjukkan bahwa permintaan domestik masih kuat,” lanjutnya.
Saham konsumer non-siklis memimpin penguatan pada perdagangan hari ini, sementara saham emiten energi berada di antara yang memberi tekanan terbesar.
Saham Huaneng Power International ditutup 0,8% lebih rendah. Saham perusahaan-perusahaan batu bara juga melemah menyusul data yang menunjukkan impor batu bara di level terendah dalam lima bulan pada Juli.