Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Berkapitalisasi Kecil Tekan Pasar, Indeks Shanghai Composite Ditutup Melemah

Indeks Shanghai Composite ditutup melemah 0,23% atau 7,58 poin ke level 3.285,06, sedangkan indeks CSI 300 ditutup melemah 0,25% atau 9,53 poin ke level 3.760,85.
Bursa China SHCI/Reuters
Bursa China SHCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham China ditutup melemah pada perdagangan Rabu (2/8/2017), dengan tekanan dari emiten berkapitalisasi kecil, walaupun diimbangi oleh penguatan saham emiten bahan baku.

Indeks Shanghai Composite ditutup melemah 0,23% atau 7,58 poin ke level 3.285,06, sedangkan indeks CSI 300 ditutup melemah 0,25% atau 9,53 poin ke level 3.760,85.

Sementara itu, indeks start-up teknologi ChiNext ditutup melemah 0,9%. Indeks turun 4,5% di bulan Juli, jauh di bawah kinerja indeks lainnya, di tengah kekhawatiran prospek pertumbuhan perusahaan teknologi.

Reaksi pasar terhadap kinerja perusahaan Apple yang mendorong saham teknologi di pasar lain cenderung rendah, dengan sektor teknologi terpantau melemah 1,1%.

Menjelang pertengahanmusim laporan pendapatan perusahaan, investor cenderung memilih emiten papan atas dan menghindari emiten kecil dengan prospek pertumbuhan yang tidak jelas.

Guosen Securities menulis dalam sebuah laporan bahwa berdasarkan perkiraan pendapatan semester pertama yang dipublikasikan oleh perusahaan publik, emiten di indeks utama mencatat pertumbuhan laba yang kuat, sementara lapa emiten start-up di kuartal pertama cenderung lemah dan terlihat menurun

"Masih terlalu dini untuk meramalkan berakhirnya sentimen bullish pada saham siklis, khususnya perusahaan bahan baku, meskipun ada resisten kuat indeks Shanghai Composite di sekitar level 3.300," kata Yan Kaiwen, analis dari China Fortune Securities, seperti dikutip Reuters.

Kinerja sektor beragam. Emiten perbankan dan bahan baku memimpin kenaikan, sementara sektor real estat turun 1,4% dan infrastruktur melemah 1,5%.

Sektor bahan baku naik 0,9% mendekati level tertinggi dalam dua tahun terakhir dan telah melonjak hampir 30% tahun ini karena meningkatnya infrastruktur China yang mendorong permintaan dan harga produk mulai dari semen hingga baja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper