Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks saham bluechip China berakhir melemah pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Rabu (26/7/2017), tertekan oleh berlanjutnya kekhawatiran akan aturan finansial yang lebih ketat.
Meski demikian, mayoritas pengamat di negara tersebut tidak mengharapkan adanya tindakan keras baru menjelang perombakan kepemimpinan nasional di musim gugur.
Indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir melemah 0,38% atau 14,17 poin di level 3.705,39, setelah dibuka naik 0,09% di posisi 3.722,88.
Di sisi lain, indeks Shanghai Composite ditutup menguat 0,12% atau 3,99 poin di level 3.247,67, setelah pada Selasa (25/7) berakhir turun 0,21% di posisi 3.243,69.
Performa sektor bervariasi, dengan pelemahan dipimpin oleh saham konsumer dan kesehatan.
Para pedagang mengatakan kewaspadaan investor semakin meningkat setelah bank sentral negara tersebut berjanji untuk secara ketat mengatur perdagangan pasar finansial. Pihak regulator sekuritas juga berjanji untuk mempertahankan normalisasi listing baru.
Pada Selasa, bank sentral China menyatakan bahwa mereka akan memperkuat peraturan keuangan internet di saat para pembuat kebijakan terlihat mengendalikan risiko di pasar finansial yang dinilai ‘kacau’.
Di sisi lain, pasar tampaknya tidak terpengaruh oleh kabar bahwa China akan mengubah semua perusahaan besar yang dimiliki oleh pemerintah pusat menjadi perusahaan terbatas atau perusahaan gabungan sebelum akhir 2017.
Hal ini berpotensi mendorong lebih banyak aktivitas merger di sektor yang membengkak dan seringkali tidak efisien.
“Rencana reformasi akan memiliki dampak terbatas untuk saat ini, karena perusahaan milik pemerintah tersebut dihadapkan dengan masalah lain termasuk kelebihan kapasitas, yang tidak dapat diselesaikan begitu saja dengan mengubah mekanisme,” kata Yang Weixiao, analis Founder Securities, seperti dikutip dari Reuters.