Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Malaysia, Thailand & Indonesia akan Pangkas Ekspor Karet

Harga Standard Malaysian Rubber (SMR 20) saat ini telah anjlok 40% menjadi RM6,27 per kg dari RM9,57 pada Januari. Menurut Mah, ketiga negara akan mengadakan pertemuan mendesak pada 15 September tahun ini di Bangkok untuk menstabilkan volatilitas harga karet saat ini.
Petani mengumpulkan getah karet seusai dipanen di Nagari Muaro Bodi, Sijunjung, Sumatra Barat, Minggu (12/3)./Antara-Iggoy el Fitra
Petani mengumpulkan getah karet seusai dipanen di Nagari Muaro Bodi, Sijunjung, Sumatra Barat, Minggu (12/3)./Antara-Iggoy el Fitra

Bisnis.com, JAKARTA – Malaysia, Thailand, dan Indonesia, tengah mempertimbangkan untuk memangkas ekspor karet dalam waktu dekat.

Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Malaysia Datuk Seri Mah Siew Keong mengungkapkan, hal ini dilakukan demi stabilisasi anjloknya harga karet.

Harga Standard Malaysian Rubber (SMR 20) saat ini telah anjlok 40% menjadi RM6,27 per kg dari RM9,57 pada Januari.

Menurut Mah, ketiga negara akan mengadakan pertemuan mendesak pada 15 September tahun ini di Bangkok untuk menstabilkan volatilitas harga karet saat ini. Malaysia disebutkan dapat lebih lanjut memangkas ekspor karet dari 10% saat ini menjadi 15%.

“Saya tahu bahwa 450.000 petani kecil karet kami tidak mendapatkan harga yang pantas untuk produk mereka,” ujarnya kepada wartawan, seperti dikutip dari laman New Straits Times, Selasa (18/7/2017).

Malaysia, Thailand dan Indonesia saat ini memproduksi sekitar 60% dari total output karet global yang mencapai lebih dari 12,7 juta ton.

Anggota Dewan Karet Tripartit Internasional (International Tripartite Rubber Council/ITRC), yang terdiri dari produsen karet utama Thailand, Malaysia dan Indonesia, telah sepakat untuk menerapkan langkah-langkah pembatasan ekspor dalam menghadapi penurunan harga karet.

“Ketika ITRC bertemu di Bangkok, dalam beberapa bulan ke depan, kami akan mematangkan rincian pelaksanaan proyek jalan dengan penggunaan karet di negara masing-masing,” lanjut Mah.

Dia mengakui bahwa biaya jalan yang menggunakan karet akan sedikit lebih tinggi pada awalnya. Namun dalam jangka panjang, biaya perawatannya bisa menjadi lebih murah.

Harga karet untuk pengiriman Desember 2017, kontrak teraktif di Tokyo Commodity Exchange (Tocom), pada perdagangan hari ini ditutup turun tipis 0,05% atau 0,10 poin ke level 201,50 yen per kilogram (kg).

Pagi tadi, harga karet dibuka dengan kenaikan 0,69% atau 1,40 poin di posisi 203, setelah pada Jumat (14/7) membukukan rebound 0,85% atau 1,70 poin di posisi 201,60.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper