Bisnis.com, JAKARTA—MNC Sekuritas memperkirakan harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari ini, Kamis (13/7/2017) masih akan bergerak dengan peluang terjadinya kenaikan harga di tengah meredanya pelemahan nilai tukar rupiah serta peningkatan volume perdagangan.
I Made Adi Saputra, analis obligasi MNC Sekuritas, mengatakan tren tersebut melanjutkan tren perdagangan kemarin yang menunjukkan peningkatan harga. Hal ini terjadi di tengah meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah jelang hasil pidato Janet Yellen.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika menguat terbatas sebesar 20,00 pts pada level RP13.370,00 per dollar Amerika bergerak pada kisaran Rp13.349,00 hingga Rp13.381,00 per dollar Amerika.
Pada perdagangan kemarin, perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 24 bps. Imbal hasil SUN tenor pendek (1-4 tahun) turun berkisar antara 2 - 10 bps dengan kenaikan harga hingga sebesar 40 bps.
Made mengatakan, secara teknikal harga seri - seri SUN cenderung bergerak pada tren konsolidasi. Sedangkan, seri-seri SUN sudah mulai menjauhi area jenuh beli (overbought) sehingga membuka peluang untuk kenaikan harga SUN pada perdagangan hari ini.
Oleh karena itu, dirinya merekomendasikan investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN di pasar sekunder.
“Kami masih merekomendasikan strategi trading jangka pendek di tengah pergerakan harga SUN yang masih berfluktuasi. Adapun seri - seri yang masih menarik diantaranya adalah seri FR0069, FR0036, FR0031, FR0034, ORI013, dan FR0050,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (13/7/2017).
Pidato dari Gubernur Bank Sentral Amerika yang menyatakan bahwa rencana Bank Sentral Amerika untuk mengurangi balance sheetnya akan berdampak positif di pasa US Treasury yang juga akan berdampak positif terhadap pasar surat utang global termasuk Indonesia.
Selain itu dari hasil penerbitan global bond yang terdiri atas denominasi dollar Amerika dan Euro yang dilakukan oleh pemerintah pada pekan ini akan berdampak positif di pasar surat utang di dalam negeri di tengah ekspektasi melebarnya defisit APBN.
Penerbitan surat utang global tersebut setidaknya akan mengurangi pasokan di pasar surat utang dalam negeri sehingga membuka peluang kenaikan harga surat utang dalam negeri dalam jangka menengah.